Selasa, 30 September 2025

Skill Khusus Regu Terjun Wingsuit Kopasgat, Melayang Ke Lokasi Target 5 Kilometer Dari Exit Pesawat

Regu terjun wingsuit Kopasgat TNI AU telah dinyatakan MURI sebagai pelopor terjun wingsuit militer pada Jumat (11/7/2025).

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
TERJUN WINGSUIT - Regu terjun wingsuit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU di Lapangan Tembak Djamsuri Wing Komando I Kopasgat, Halim Perdanakusumah Jakarta pada Jumat (11/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di Indonesia, regu terjun wingsuit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU telah dinyatakan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelopor terjun wingsuit militer pada Jumat (11/7/2025).

Berbeda dengan terjun free fall (terjun bebas) militer yang diterjunkan di atas titik target pendaratan, penerjun wingsuit dapat mencapai target lebih jauh dari titik exit pesawat.

Bahkan, penerjun wingsuit Kopasgat diklaim mampu melayang horizontal sejauh 5 Km dari titik exit pesawat ke titik target pendaratan yang ditentukan secara lebih cepat, tepat, dan senyap.

Komandan Tim Regu Terjun Wingsuit Kopasgat Lettu (Pas) Yudi Agung Prasetyo mengungkapkan hal itu di antaranya karena wingsuit yang mereka pakai dirancang secara khusus.

Bahkan, setiap wingsuit didesain khusus mengikuti ukuran tubuh penerjun.

Baca juga: Kopasgat Raih Rekor MURI Pelopor Regu Terjun Wingsuit, Marsda Deny Muis akan Lipat Gandakan Personel

Hal itu diungkapkannya usai penyerahan rekor MURI oleh Direktur Operasional MURI Yusuf Ngadri kepada Komandan Kopasgat Marsda TNI Deny Muis disaksikan Ketua Komite Terjun Payung PB FASI Irvan Zuladry di Lapangan Tembak Djamsuri Wing Komando I Kopasgat, Halim Perdanakusumah Jakarta pada Jumat (11/7/2025).

"Kita sudah dicoba beberapa kali fire power demo. Jadi saya dan rekan-rekan mengikuti fire power demo di Lumajang (Jawa Timur). Saya exit dari 5 Km sebelum Lumajang, menuju ke Lumajang. Meluncur," ungkap Yudi.

"Ya (bisa tepat sasaran), dengan wingsuit ini, karena saya menggunakan GPS. Menuju kemana trackingnya, saya sudah mempunyai rencana penerbangan saya menggunakan wingsuit. Saya mau kemana-kemana, ada posisi kawan di mana, posisi musuh di mana, saya sudah mempunyai flight plan," lanjut dia.

Baca juga: Wing 1 Kopasgat Kirim Sniper Hingga Rudal Chiron Untuk Amankan KTT WWF ke-10 di Bali

Selain itu dengan wingsuit, dia dan rekan-rekan satu regunya menggunakan wingsuit intermediate Barracuda 4 (B4) produksi Bulgaria berstandar internasional.

Dengan wingsuit tersebut, ia mengaku bisa meluncur terbang dengan kecepatan 120 Km per jam hingga maksimal 165 Km per jam di atas langit.

Bahkan, kata dia, seluruh anggota regu terjun wingsuit Kopasgat juga telah bersertifikasi instruktur terjun free fall dengan rata-rata jam terjun di atas 1.500 jam.

Mereka, jelas Yudi, juga telah berkualifikasi untuk terjun menggunakan teknik HALO (High Altitude-Low Opening) atau penerjun dari ketinggian tinggi dan membuka parasut pada ketinggian rendah serta teknik HAHO (High Altitude-High Opening) atau penerjun yang melompat dari ketinggian tinggi dan membuka parasut pada ketinggian tinggi juga.

Kedua teknik tersebut, ucap Yudi, memungkinkan mereka untuk menempuh jarak terjun yang lebih jauh.

Dengan kedua teknik tersebut ditambah alat navigasi, ujar Yudi, mereka mampu terjun dalam kondisi gelap.

"Jadi diterjunkan dari misalkan ketinggian 30 ribu ataupun 25 ribu kaki menggunakan oksigen. Kondisi apapun di bawah gelap dan sebagainya kita (bisa) terjunkan karena menggunakan GPS. Jadi menuju kemana-mana kita menggunakan GPS," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved