Diplomasi Pembangunan ala LDKPI: dari Bantuan Global ke Penguatan Ketahanan Ekonomi Nasional
Pemerintah melalui Indonesian AID (LDKPI) perkuat ekonomi nasional melalui investasi strategis, akses pasar global, dan diplomasi kesehatan-teknologi.
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah era ketidakpastian global, krisis pangan, ketimpangan teknologi dan tantangan kesehatan lintas negara, pendekatan kerja sama pembangunan internasional menjadi instrumen penting dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia.
Itulah pendekatan yang tengah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, melalui Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID.
Selain menunjukkan eksistensi di panggung global, ternyata pendekatan ini turut berdampak langsung terhadap ketahanan ekonomi nasional. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyebut terdapat tiga mekanisme yang memiliki potensi signifikan yang dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional Indonesia.
Yang pertama, ia menyebut, LDKPI tidak hanya menyalurkan dana hibah, tapi juga berfungsi sebagai operator investasi pemerintah yang mengelola dana cadangan secara produktif.
“Dengan menempatkan dana tersebut pada instrumen investasi yang prudent seperti surat berharga negara (SBN), obligasi korporasi, deposito, serta pasar modal, LDKPI berkontribusi pada peningkatan kapasitas fiskal nasional yang lebih berkelanjutan dan mandiri,” jelas Josua ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (7/7/2025).
Mekanisme kedua, masih kata Josua, saluran dana LDKPI dengan strategi pengembangan kapasitas, secara tidak langsung membuka akses bagi Indonesia untuk memasarkan produk-produk dalam negeri ke luar negeri.
Dalam hal ini, strategi ini diyakini berdampak positif bagi sektor-sektor strategis nasional seperti pangan, teknologi dan kesehatan.
“Misalnya, pengiriman tenaga ahli Indonesia dalam sektor peternakan ke Kepulauan Solomon, pelatihan pengelolaan komoditas pertanian rakyat untuk negara-negara Amerika Latin, Afrika, dan Karibia, serta program-program peningkatan kapasitas di sektor kelautan dan perikanan untuk negara-negara Afrika. Ini merupakan bentuk implementasi langsung dari kontribusi Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan global dan sekaligus memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia di sektor tersebut,” tambah Josua.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2025 Capai 4,87 Persen, Sektor Pertanian Tumbuh Paling Signifikan
Pada mekanisme ketiga, Josua menyoroti kegiatan pengembangan kapasitas yang dilakukan LDKPI juga berfokus pada sektor teknologi dan kesehatan.
Contohnya berupa pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Vanuatu di bidang keperawatan, pengiriman bantuan vaksinasi Polio untuk Afghanistan, serta bantuan penanganan COVID-19 di berbagai negara.
“Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendorong penguatan sistem kesehatan global yang akan menciptakan jaringan kerja sama yang lebih kuat, yang pada akhirnya membuka potensi pasar bagi produk farmasi dan alat kesehatan nasional,” ucapnya.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Andalas Dr. Apriwan yang juga menilai positif langkah-langkah LDKPI.
“Langkah ini bukanlah sekedar aksi filantropi, melainkan bagian dari strategi besar diplomasi yang dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran,” ungkap Kepala Departemen Hubungan Internasional, Universitas Andalas, Dr. Apriwan.
Sejalan dengan itu, diplomasi kini menjadi bagian dari ekosistem strategis dalam membangun Indonesia Maju. Di sisi lain, Indonesia turut memperkuat pengaruhnya sebagai negara emerging power yang berperan aktif di forum regional dan internasional, seperti ASEAN, G20 dan yang terbaru adalah BRICS.
Baca juga: Pemerintah Genjot Program MBG, Pengamat Ekonomi: Berdampak Positif terhadap SDM dan Ekonomi Desa
Bantu Pelaku Usaha Penetrasi Pasar Potensial
Direktur Utama Indonesian AID Dalyono mengungkapkan, upaya kerja sama Pembangunan di berbagai sektor diharapkan dapat membantu pelaku usaha melakukan penetrasi pasar potensial, mendorong peningkatan ekspor, meningkatkan penggunaan produk dan teknologi Indonesia untuk bisa masuk ke negara-negara berkembang seperti di Asia, Pasifik, dan Afrika semakin terbuka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.