Hari Asyura 10 Muharram: Sejarah, Makna dan Amalan yang Dianjurkan
Hari Asyura jatuh setiap tanggal 10 Muharram. Berikut ini sejarah, makna dan amalan yang dianjurkan pada Hari Asyura.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah, makna dan amalan yang dianjurkan pada Hari Asyura.
Hari Asyura jatuh setiap tanggal 10 Muharram.
Hari Asyura adalah momen istimewa yang penuh makna bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah, merenungi sejarah, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Dari peristiwa keselamatan para nabi hingga anjuran berpuasa dan berdoa, Hari Asyura menjadi simbol untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Dilansir dari laman Baznas, simak inilah sejarah, makna dan amalan yang dianjurkan pada Hari Asyura.
Sejarah dan Makna Hari Asyura
Hari Asyura memiliki tempat khusus dalam sejarah Islam karena dikaitkan dengan berbagai peristiwa penting.
Satu di antara peristiwa yang paling dikenal adalah keselamatan Nabi Musa AS dan umatnya dari kejaran Firaun di Laut Merah.
Pada Hari Asyura, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dengan membelah laut, memungkinkan umatnya melarikan diri, sementara Firaun dan pasukannya tenggelam.
Peristiwa ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Hari Asyura dianggap sebagai hari penuh rahmat.
Selain peristiwa Nabi Musa AS, Hari Asyura juga dikaitkan dengan peristiwa lain dalam sejarah Islam, seperti keselamatan Nabi Nuh AS dari banjir besar dan turunnya Nabi Adam AS ke bumi.
Baca juga: Jadwal serta Niat Puasa Tasua dan Asyura 9-10 Muharram 1447 Hijriah, Bertepatan dengan Akhir Pekan
Hari Asyura menjadi pengingat akan kuasa Allah SWT dalam menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman.
Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk merenungi kebesaran Allah pada hari ini.
Hari Asyura juga memiliki makna spiritual sebagai hari untuk memperbaiki diri.
Dengan berpuasa dan berdoa, umat Islam diingatkan untuk introspeksi, memohon ampunan, dan memperkuat keimanan.
Amalan yang Dianjurkan pada Hari Asyura
1. Puasa Asyura
Puasa pada Hari Asyura adalah salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Menurut riwayat, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada Hari Asyura sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa AS.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa, "Puasa pada Hari Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu."
Inilah yang menjadikan Hari Asyura begitu istimewa bagi umat Islam yang ingin memohon ampunan.
Selain puasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (dikenal sebagai puasa Tasu’a) untuk membedakan tradisi umat Islam dengan umat Yahudi yang hanya berpuasa pada Hari Asyura.
Puasa pada Hari Asyura juga menjadi sarana untuk melatih kesabaran dan ketakwaan.
Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, umat Islam belajar untuk mengendalikan diri dan lebih fokus pada ibadah.
Baca juga: Keutamaan dan Hikmah Puasa Tasua dan Asyura Muharram 2025, Dilengkapi Bacaan Niatnya
2. Membaca doa
Selain puasa, terdapat amalan lain yang dianjurkan pada Hari Asyura untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salah satu amalan yang populer adalah membaca doa khusus, seperti “Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir”, yang mengandung makna tawakal dan memohon perlindungan.
Doa ini sering dibaca pada Hari Asyura untuk memohon ampunan dan keselamatan.
3. Perbanyak sedekah
Hari Asyura juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah.
Memberi makan kepada fakir miskin atau membantu mereka yang membutuhkan adalah amalan yang sangat dianjurkan.
Dalam tradisi Islam, sedekah pada Hari Asyura diyakini dapat mendatangkan keberkahan dan melipatgandakan pahala.
4. Perbanyak zikir dan shalawat
Memperbanyak zikir dan shalawat juga menjadi amalan yang dianjurkan pada Hari Asyura.
Dengan mengingat Allah SWT melalui zikir, umat Islam dapat menenangkan hati dan memperkuat keimanan.
Hari Asyura menjadi momen untuk merenungi kebesaran Allah dan memohon rahmat-Nya melalui zikir yang khusyuk.
5. Menjalin silaturahmi
Mengunjungi keluarga atau menjalin silaturahmi juga menjadi bagian dari amalan Hari Asyura.
Dalam beberapa tradisi, umat Islam memperingati hari ini dengan berkumpul bersama keluarga, berbagi makanan, dan mendoakan satu sama lain.
Hari Asyura menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan sosial dan spiritual antar sesama Muslim.
6. Refleksi diri dan taubat
Terakhir, refleksi diri dan taubat adalah amalan penting pada Hari Asyura.
Umat Islam diajak untuk merenungi kesalahan yang telah lalu, memohon ampunan, dan berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
(Tribunnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.