Sopir Truk Demo ODOL
Sopir Truk Menjerit Usai Efisiensi Era Prabowo dan ODOL Diperketat: Muatan Hanya Dua
Dalam kondisi normal, truk yang ia kemudikan bisa mengangkut lima unit barang per perjalanan. Namun dalam beberapa bulan terakhir, yang tersedia hanya
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai menimbulkan dampak langsung di lapangan.
Para sopir truk logistik mengeluhkan berkurangnya muatan secara drastis. Salah satunya Slamet Barokah, yang kini hanya membawa dua unit barang dari kapasitas normal lima.
“Tahun ini krisis ekonomi mulai dilantiknya Bapak Presiden. Muatan itu susah, banyak proyek-proyek yang dihentikan karena efek efisiensi dari pemerintah. Itu berdampak sekali pada kami,” kata Slamet, usai audiensi dengan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan di kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).
Slamet adalah Ketua Asosiasi Sopir Logistik Indonesia sekaligus sopir truk aktif yang sehari-hari mengangkut barang logistik lintas daerah.
Sopir asal Banyuwangi Jawa Timur itu menyebut, muatan mulai langka sejak awal 2025, seiring dihentikannya berbagai proyek oleh kementerian dan pemerintah daerah akibat efisiensi anggaran.
Dalam kondisi normal, truk yang ia kemudikan bisa mengangkut lima unit barang per perjalanan. Namun dalam beberapa bulan terakhir, yang tersedia hanya dua hingga tiga muatan.
“Muatan sepi dan lain sebagainya, kami muat seadanya. Adanya dua, ya kami muat dua. Adanya tiga, ya kami muat tiga. Yang biasanya dimuat itu lima,” ujarnya.
Baca juga: Pimpinan Komisi XI DPR Soroti Efisiensi Anggaran: Malah Utangnya Nambah
Penurunan muatan itu tidak hanya berdampak pada jam kerja, tapi juga langsung memukul pendapatan sopir.
Dalam situasi ini, sopir terpaksa menerima pekerjaan apa adanya, bahkan dengan ongkos di bawah standar.
Kondisi ini diperparah oleh pengetatan aturan Zero Over Dimension Over Loading (ODOL), kebijakan yang melarang kendaraan angkutan membawa beban melebihi dimensi dan tonase resmi.
Slamet sendiri mengaku mendukung aturan ODOL karena menyangkut keselamatan.
Namun, menurutnya, implementasi di lapangan tidak mempertimbangkan realitas ekonomi para sopir di tengah menurunnya volume muatan.
“Pendapatan kami sangat-sangat berkurang,” tegas Slamet.
Baca juga: Pilu Slamet Barokah Jual Truk demi Patuh Zero ODOL: Kami Taat, Tapi Negara ke Mana?
Menurut Slamet, beban kebijakan ODOL dan efisiensi tidak dibarengi dengan solusi konkret bagi para pelaku logistik kecil yang menjadi tulang punggung distribusi barang nasional.
Ia berharap pemerintah menyediakan ruang dialog dan skema transisi yang adil agar sopir truk tidak dikorbankan di tengah upaya penertiban dan penghematan anggaran negara.
sopir truk
demo Sopir Truk
ODOL
Over Dimension Over Loading
Prabowo Subianto
efisiensi anggaran
Google Discover
dampak kebijakan ekonomi
Sopir Truk Demo ODOL
Demo Sopir Truk Tolak RUU ODOL di Jakarta, Polisi Kerahkan 1.707 Personel |
---|
Polisi Tangkap 6 Orang dan Minta Keterangan Peserta Aksi Demo ODOL yang Ancam Blokade Jalan |
---|
Audiensi Zero ODOL dengan Kemenhub dan Kemenko Infrastruktur Buntu, Sopir Truk Ancam Mogok Nasional |
---|
Polisi Bubarkan Massa Demo ODOL di Jalan Medan Merdeka Selatan, Sopir Truk Ancam Bikin Macet Jakarta |
---|
Demo Sopir Truk Tolak Zero ODOL Ricuh, Bentrok dengan Polisi Berujung Dibubarkan Paksa |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.