ARNEC Dorong Pemda Tingkatkan Layanan Anak Usia Dini, Konferensi Asia-Pasifik Digelar di Manila
Konferensi Asia-Pasifik ECD 2025 di Manila soroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam pengembangan anak usia dini. Lebih dari 480 peserta dari 30
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Lebih dari 480 peserta dari 30 negara hadir dalam Asia-Pacific Regional Conference on Early Childhood Development (ECD) 2025 yang resmi dibuka di Manila, Filipina, Selasa (1/7/2025). Konferensi ini diselenggarakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) bekerja sama dengan Dewan ECCD Filipina.
Mengangkat tema penguatan tata kelola lokal untuk pendidikan anak usia dini yang inklusif dan adil, konferensi ini menjadi ajang strategis mendorong peran pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Asia Pasifik.
Ketua Dewan Direksi ARNEC, Dr. Sheldon Shaeffer, menegaskan pentingnya solusi berbasis lokal. “Melalui pelokalan yang sesuai konteks, pemerintah daerah dapat berkontribusi besar dalam menjamin akses layanan anak usia dini yang setara,” ujarnya.
Baca juga: Tanoto Foundation dan Gates Foundation Bekerja Sama Tingkatkan Kesehatan, Gizi, & Pendidikan di Asia
Fokus pada Kesetaraan dan Inklusi Anak Usia Dini
Asisten Sekretaris Departemen Pendidikan Filipina, Roger B. Masapol, menyebut bahwa masa depan bangsa ada di ruang kelas dan rumah-rumah saat ini. “Membina anak sejak dini adalah membentuk masa depan kepemimpinan dan inovasi kita,” ucapnya.
Konferensi ini menyoroti fakta bahwa kawasan Asia Pasifik dihuni lebih dari 60 persen anak-anak dunia, namun jutaan di antaranya masih terjebak dalam siklus ketimpangan akibat keterbatasan akses pendidikan usia dini.
Masalah disabilitas, kesenjangan geografis, perbedaan bahasa, status sosial, dan gender menjadi hambatan utama layanan ECD di banyak negara.
Presiden dan CEO Childhood Education International, Diane Whitehead, mengingatkan bahwa berkurangnya pendanaan global berdampak langsung di tingkat lokal. “Kita perlu membangun kemitraan yang kuat, berkelanjutan dan mendorong pendanaan yang lebih adil agar layanan ECD benar-benar menjangkau semua anak,” kata Diane dalam pidatonya.
Peluncuran Laporan dan Program Hibah Global
Konferensi ini juga menjadi ajang peluncuran berbagai inisiatif baru. UNESCO merilis laporan Global Early Childhood and Care Education, sementara Van Leer Foundation memperkenalkan program hibah Good Start Challenge senilai 2,6 juta euro untuk mendukung kesejahteraan orang tua anak usia dini.
Organisasi TheirWorld juga menggulirkan kampanye “Act for Early” yang mendesak negara dan donor internasional mengalokasikan tambahan 1 miliar dolar AS untuk program pengasuhan dan pra-sekolah.
Hadir sebagai pembicara, antara lain Dr. Vibha Krishnamurthy (Ummeed Child Development Center), Prof. Alan Stein (Universitas Oxford), Prof. Vina Adriany (Direktur SEAMEO CECCEP), Konferensi ini turut didukung UNICEF, UNESCO, Save the Children, Plan International, Tanoto Foundation, dan lainnya.
Kini Jadi Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia Andalkan Semangat Pantang Menyerah |
![]() |
---|
Menaker Yassierli Lepas Delegasi Indonesia Ikuti WorldSkills ASEAN Manila 2025 |
![]() |
---|
Junianto Sesa, Merajut Mimpi Anak di Indonesia Bagian Timur Lewat Bimbel |
![]() |
---|
Usai Dikremasi Abu Inti Mendiang IGK Manila akan Disimpan Kembali di Gedung ABN NasDem |
![]() |
---|
NasDem Bakal Langsung Berunding Pilih Pengganti IGK Manila jadi Pimpinan ABN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.