Kamis, 2 Oktober 2025

Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Mengenal Chromebook yang Membuat Nadiem Makarim Dicekal ke Luar Negeri, Penjelasan Kejagung & Nadiem

Sebenarnya Chromebook secara tampilan fisik mirip laptop pada umumnya, dengan terdapat keyboard, layar, webcam, dan lainnya.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Kolase Tribunnews/net
DUGAAN KORUPSI LAPTOP - Kolase foto Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 24 Januari 2023, dan foto ilustrasi laptop dengan sistem operasi Chromebook dari Google. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejaksaan Agung mencekal mantan  Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bepergian ke luar negeri.

Pencekalan dilakukan di tengah kasus dugaan korupsi pengadaan  Laptop Chromebookpada Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbud Ristek periode 2019-2022.

"Iya sejak 19 Juni 2025 untuk 6 bulan ke depan. Alasannya untuk memperlancar proses penyidikan," ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, Jum'at (27/6/2025).

Nadiem Makarim telah diperiksa penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung), Senin (23/6/2025), dalam kasus ini.

Namun dia tidak berbicara banyak mengenai hasil pemeriksaannya.

Nilai kerugian negara atas kasus Chromebook masih dihitung. 

Namun demikian anggaran pengadaan laptop Chromebook mencapai Rp 9,982 triliun.

"Karena bagaimanapun bahwa sebagai pimpinan tertinggi di lembaga, saya kira sangat penting didengar keteranganya apalagi menyangkut anggaran yang tidak kecil ya Rp 9,9 triliun," kata Harli Siregar sebelum pemeriksaan.

Lalu Apa itu Chromebook?

Sebenarnya Chromebook secara tampilan fisik mirip laptop pada umumnya, dengan terdapat keyboard, layar, webcam, dan lainnya.

Akan tetapi, perbedaan utama Chromebook dan laptop biasa terletak di sistem operasi yang digunakan.

Chromebook adalah laptop yang menggunakan sistem operasi Chrome OS buatan Google.

Chrome OS merupakan sistem operasi ringan yang dirancang untuk terutama mengerjakan tugas berbasis web.

Chromebook bertumpu pada browser Chrome yang jadi antarmuka utama tempat untuk mengerjakan sebagian besar tugas.

Lantaran mengandalkan operasi browser, Chromebook juga sangat bergantung dengan koneksi internet.

Chromebook umumnya menawarkan kinerja yang cepat untuk mengerjakan tugas berbasis web, waktu booting yang cepat, dan pengoperasian yang lancar.

Namun, Chromebook cenderung kesulitan buat menjalankan aplikasi berat dan multitasking.

Kompatibilitas software Chromebook terbatas. Chromebook lebih mengandalkan aplikasi berbasis web.

Misalnya, pengguna dapat mengakses Microsoft Office melalui web Microsoft Office Online atau Google Workspace.

Untuk spesifikasinya, Chromebook umumnya menggunakan prosesor dengan kemampuan lebih rendah dibanding laptop biasa.

Sebab, hardware yang digunakan disesuaikan dengan ekosistem ChromeOS yang lebih ringan dibanding Windows, Linux, atau MacOS

Bedanya, SSD memiliki kinerja yang jauh lebih unggul, lebih cepat dan tersedia dalam ukuran yang jauh lebih besar dibanding eMMC.

Ukuran penyimpanan Chromebook lebih mirip dengan penyimpanan smartphone, misalnya kapasitas 16 GB, 32 GB, atau 64 GB.

Dengan kapasitas memori penyimpanan lokal yang relatif kecil, Chromebook cenderung mengandalkan penyimpanan berbasis Cloud seperti Google Drive.

Laptop jenis inilah yang menyeret nama eks stafsus Nadiem Makarim dalam dugaan kasus korupsi.

Mengapa Kejaksaan Agung Sebut Laptop Chromebook Tak Efektif?

Kepala Pusat Penerangan Hukum  Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengatakanlaptop dengan OS Chromebook dinilai tidak efektif digunakan saat itu.

Pasalnya, pada tahun 2019, persebaran jaringan internet di Indonesia belum merata.

Harli menuturkan ketika itu, sudah ada ujicoba terhadap 1.000 laptop Chromebook dan diambil kesimpulan tidak efektif untuk digunakan oleh siswa.

"Padahal itu dilakukan bukan menjadi kebutuhan pada saat itu. Kenapa? Kalau tidak salah pada tahun 2019, sudah dilakukan uji coba terhadap penerapan Chromebook itu terhadap 1.000 unit tidak efektif."

"Kenapa tidak efektif? Karena internet di Indonesia saat itu belum sepenuhnya sama," jelas Harli saat itu.

Harli juga menuturkan bahwa ada dugaan pemufakatan jahat dari beberapa pihak dengan membuat kajian terkait pengadaan laptop di sektor pendidikan.

Namun, pihak tersebut justru mengarahkan kepada tim teknis Kemendikbudristek agar menggunakan laptop berbasis OS Chromebook meski sudah terbukti tidak efektif.

"Mengarahkan kepada tim teknis agar membuat kajian teknis terkait pengadaan peralatan TIK supaya diarahkan pada penggunaan laptop berbasis operating system Chromebook," katanya.

Apa Penjelasan Nadiem? Mengapa Memilih Laptop Chromebook?

Berbeda dengan Harli, Nadiem menganggap bahwa penggunaan laptop Chromebook perlu dilakukan di masa pandemi Covid-19 untuk siswa meski sudah terbukti tidak efektif.

Adapun alasan pihaknya memakai laptop Chromebook karena harganya lebih murah. Selain itu, OS-nya juga gratis.

"Bukan hanya itu, Chrome OS itu gratis. Sedangkan operating system lainnya itu berbayar dan bisa sampai Rp1,5 sampai Rp2,5 juta tambahan," ucap Nadiem, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

 Nadiem juga mengungkap alasan lainnya yaitu karena laptop Chromebook memungkinkan pemerintah melakukan kontrol terhadap aplikasi yang dibuka oleh siswa.

Dia menegaskan hal tersebut dilakukan semata-mata agar siswa tidak membuka situs-situs terlarang dan penggunaan laptop tidak semestinya, seperti bermain gim.

Kemampuan kontrol tersebut, kata Nadiem, disediakan gratis di laptop chromebook. Sedangkan di laptop dengan OS lain akan membutuhkan biaya tambahan.

"Chromebook itu bisa digunakan secara offline walaupun fiturnya lumayan terbatas," pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved