Selasa, 30 September 2025

Menteri Agama Peringatkan Tak Boleh Ada Potensi Penyimpangan pada Ujian Masuk PTKIN 

Menag menegaskan bahwa seleksi ini tidak hanya berbicara soal akademik, tapi juga tentang nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab.

Kemenag
SELEKSI - Menteri Agama Republik, Nasaruddin Umar. Ia mengatakan pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 harus jadi bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Republik, Nasaruddin Umar, mengatakan pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 harus jadi bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas. 

Dirinya menegaskan bahwa seleksi ini tidak hanya berbicara soal akademik, tapi juga tentang nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab.

"UM-PTKIN harus jadi ruang pembentukan karakter. Dunia kerja sekarang menuntut bukan hanya kepintaran, tapi juga kejujuran dan kesabaran,” ujar Nasaruddin melalui keterangan tertulis, Jumat (27/6/2025).

Dirinya juga menyoroti pentingnya efisiensi dan profesionalisme dalam sistem seleksi, termasuk perlunya pendekatan berbasis diplomasi dan integritas ketimbang sekadar formalitas birokrasi.

Nasaruddin juga menyampaikan bahwa evaluasi pelaksanaan menunjukkan hasil yang positif, namun tetap mengingatkan agar semua pihak menjaga integritas dan tidak lengah terhadap potensi penyimpangan, sekecil apa pun. 

"Seluruh elemen untuk terus menyempurnakan sistem agar semakin adaptif dan berorientasi pada mutu," katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, dalam laporannya menyampaikan bahwa proses UM-PTKIN tahun ini berjalan dengan baik meski menghadapi sejumlah tantangan teknis. 

Dirinya menilai sinergi lintas unit dan penguatan koordinasi menjadi kunci keberhasilan. 

"Harapannya, model pelaksanaan seperti ini bisa jadi rujukan untuk seleksi tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.

Suyitno juga menyampaikan partisipasi publik yang tinggi dan meningkatnya kepuasan terhadap layanan pendidikan Islam. 

Selain itu, ia menyoroti pentingnya pengembangan ruang akademik yang ramah dan fungsional, serta pentingnya hasil riset pendidikan yang mendorong pendekatan lebih humanis.

Kementerian Agama juga tengah merancang penguatan jejaring alumni dan evaluasi kurikulum yang lebih efektif. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved