Tahun Baru Islam 1447 H
5 Khutbah Jumat 27 Juni 2025 Tema Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah
Inilah 5 naskah khutbah Jumat 27 Juni 2025 cocok dibawakan pada Sholat Jumat hari ini, Jumat (27/6/2025), berkenaan dengan Tahun Baru Islam 1447 H.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah 5 naskah khutbah Jumat 27 Juni 2025 cocok dibawakan pada Sholat Jumat hari ini, Jumat (27/6/2025).
Teks khutbah Jumat 27 Juni 2025 hari ini berkenaan dengan Tahun Baru Islam 1447 Hijriah atau 1 Muharram 1447 H.
Khutbah Jumat 27 Juni 2025, 1 Muharram 1447 H ini mengangkat tema berkaitan dengan tentang Tahun Baru Islam 1447 H, mulai makna hijrah Rasulullah, renungan di awal bulan Muharram, hingga hijrah untuk persatuan manusia.
Isi naskah khutbah Jumat hari ini, 27 Juni 2025 mengajak jemaah merenungkan makna bulan suci di awal kalender Hijriah ini.
Melalui khutbah Jumat 27 Juni 2025 ini, khotib dapat menerangkan berbagai makna kehidupan dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
Selengkapnya simak contoh khutbah Jumat 27 Juni 2025 berikut ini, melansir dari berbagai sumber berikut.
1. Khutbah Jumat: Menyelami Makna Hijrah Pada Zaman Rasulullah SAW dan Sekarang
Melansir: Pondok Pesantren Lirboyo
Khutbah pertama
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Pembuka
Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman dan islam, tiada Tuhan selain-Nya yang telah menguasai seluruh alam. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang. Beliau adalah Nabi Muhammad Saw.
Ajakan untuk bertakwa
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Takwa dalam artian menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Di tengah derasnya dunia yang semakin menjadikannya prioritas, mari sama-sama tingkatkan ibadah kita agar menjadi rutinitas.
Pentingnya menata niat pada tahun baru
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Hari ini bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1447 H. Di mana umat islam di seluruh dunia telah memasuki tahun baru Hijriyah. Untuk itu, marilah kita menata niat kita untuk selalu melakukan amal kebajikan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi tatkala masa hijrah:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Baca juga: 25 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2025 1 Muharram 1447 H untuk Sahabat & Keluarga, Unggah ke Medsos
Dari hadits ini memberi keterangan bahwa menata niat sangat begitu penting sebelum melakukan segala hal. Lebih-lebih ketika kita menghendaki meninggalkan kemaksiatan atau kebatilan, hal itu bisa menjadi pahala jika kita berniat untuk meninggalkannya.
Makna hijrah pada zaman Rasulullah
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Adapun makna hijrah secara syar’i adalah meninggalkan negeri kufur menuju negeri Islam. Hijrah menjadi wajib bagi orang yang tidak bisa menampakkan agamanya atau khawatir terkena fitnah (dalam agamanya). Dalam dua kondisi ini, istilah hijrah digunakan secara mutlak.
Peristiwa hijrah pada zaman Rasulullah
Sedangkan pada masa Nabi, hijrah telah terjadi dalam dua bentuk:
Yang pertama adalah perpindahan sebagian sahabat dari Mekah ke Habasyah (Etiopia). Hal itu terjadi karena saat penderitaan mereka akibat gangguan kaum musyrik semakin berat, Nabi ﷺ memerintahkan mereka untuk hijrah ke tanah Habasyah pada tahun kelima dari kenabian. Kemudian sampai kepada mereka kabar bahwa penduduk Mekah telah masuk Islam, maka mereka kembali ke Mekah pada tahun itu juga. Namun, ternyata kabar tersebut tidak benar; mereka mendapati penduduk Mekah belum masuk Islam dan justru menyambut mereka dengan gangguan. Lalu, pada tahun ketujuh dari kenabian, mereka kembali hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya atas perintah Nabi ﷺ.
Setelah itu, mereka bergabung kembali dengan Nabi di Madinah setelah Allah meninggikan kalimat-Nya.
Yang kedua adalah perpindahan orang-orang yang masih berada di Mekah menuju Madinah setelah tiga belas tahun dari diutusnya Nabi ﷺ.
Legalitas hijrah syar’i pada zaman sekarang
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Terkait hijrah ini, dalam Al-Quran dijelaskan:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Al-Baqarah ayat 218).
Arti hijrah pada ayat tersebut
Menurut Syaikh Wahbah az-Zuhaily—salah satu ulama terkemuka dari Suriah—dalam kitab tafsirnya menjelaskan tentang hijrah pada ayat ini bahwa:
“Hijrah yang dipuji oleh Allah atas para mukminin adalah hijrah yang diwajibkan atas kaum Muslimin dari Mekah ke Madinah. Kemudian hukum ini telah di-nasakh (dihapus) dengan sabda Nabi ﷺ yang terdapat dalam hadis sahih:
لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ
‘Tidak ada hijrah setelah penaklukan (Mekah), tetapi yang ada adalah jihad dan niat.’
Meskipun demikian, dapat diambil kesimpulan dari alasan kewajiban hijrah pada masa awal syariat bahwa hijrah tetap wajib dalam setiap waktu dan tempat apabila terdapat sebab yang serupa. Maka tidak halal bagi seorang mukmin untuk tinggal di negeri yang di sana ia mendapat fitnah terhadap agamanya—yakni, disakiti apabila ia menyatakan keyakinannya atau melaksanakan kewajiban agamanya.”
Makna hijrah pada zaman sekarang
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Ketahuilah bahwa makna hijrah tidak terbatas pada perpindahan secara lahiriah dari satu tempat ke tempat yang lain. Lebih dari itu, hijrah sejati adalah perpindahan dari kondisi diri yang buruk menuju keadaan yang lebih baik.
Oleh karena itu, hijrah adalah perubahan dari akhlak yang tercela menuju akhlak yang mulia, dari kelalaian menuju kesadaran, dari maksiat menuju ketaatan, dari keburukan menuju kebaikan.
Sedangkan hijrah sejati adalah hijrah niat dan hati. Hijrah dari murka Allah menuju ridha-Nya, dari jalan kebatilan menuju jalan kebenaran, dari gelapnya maksiat menuju cahaya iman. Inilah makna hijrah yang senantiasa relevan dalam kehidupan setiap Muslim, kapan pun dan di mana pun.
Ajakan berhijrah sejati
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah,
Mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak untuk memperbaiki niat kita, membersihkan hati kita, memperbaiki akhlak dan perbuatan kita. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya dengan hijrah yang sejati, sebagaimana firman Allah dalam surat adz-Dzariyat ayat 50:
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
“Maka larilah kalian kepada Allah. Sungguh aku (Nabi) adalah pemberi peringatan yang nyata dari-Nya.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
2. Khutbah Jum’at: Tahun Baru Islam 1447 H
Melansir: Pondok Pesantren Langitan
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ أَفْضَلَ الشُّهُوْرِ بِشَهْرِ الْمُحَرَّمِ، وَالَّذِيْ ابْتَدَأَ الْمُحَرَّمَ مِنْ أَوَّلِ اْلأَعْوَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالشُّهُوْرِ وَاْلأَيَّامِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوْا اللَّهَ وَافْعَلُوْا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ. اِتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
Hadirin Rahimakumullah
Atas berkat limpahan rahmat dan karunia Allah SWT pada hari ini kita telah memasuki tahun baru hijiriyah satu Muharram 1447 H. dalam bulan Muharram terdapat hari-hari yang mulia yaitu hari Tasu’a dan ‘Asyuro’, di mana kedua hari itu banyak mengandung arti dan faedah bahkan mengandung banyak sejarah. Manakala matahari pada tanggal satu Muharram telah menampakkan diri di ufuk belahan timur, berarti bertambahlah hitungan usia kita satu tahun.
Bertambahnya hitungan umur berarti bertambahnya kesempatan bagi kita untuk lebih lama merasakah udara kehidupan, yang berarti pula bertambahnya kenikmatan Allah yang tercurahkan kepada kita.
Untuk itulah, dalam kesempatan yang mulia ini, di hari dan bulan yang juga mulia ini, mari bersama-sama untuk lebih meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan jalan melaksanakan semua perintahNya serta meninggalkan larangan-laranganNya. Dan itulah makna takwa yang sebenarnya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ada tiga hal yang penting kita renungkan di awal bulan Muharram atau tahun baru Hijriyah ini:
1. Bersyukur atas nikmat Allah.
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah kepada kita, dan jarang kita syukuri. Sampai saat ini, kita masih diberi kesempatan (umur) oleh Allah untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita berbuat dan menambah atau meningkatkan amal salih sebagai bekal menghadap Allah. Firman Allah SWT:
وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا خَيْرًا لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ الْآَخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ
“Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” (QS. An-Nahl: 30)
2. Muhasabah (introspeksi diri)
Sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal salih.
Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun merupakan peringatan bagi kita akan apa yang sudah kita lakukan pada tahun yang telah berlalu dan apa yang akan kita perbuat di hari esok.
3. Mengenang Hijrah Rasulullah Saw
Peristiwa hijrahnya Rasulullah Saw seyogyanya kita ambil sebagai pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa hijrah yang sudah 1439 tahun yang lalu ini banyak menyimpan makna dan nilai-nilai. Di antaranya adalah ketahanan beriman dan semangat menyebarkan Ruh al-Islam ke dalam berbagai aspek kehidupan, sebagaimana yang tergambar dalam perjuangan Rasulullah Saw dan para pengikut setianya.
Setelah 13 tahun di Makkah mereka berjuang dengan mencurahkan tenaga, pikiran, harta benda dan bahkan nyawanya demi mejalankan misinya ليخرج من الظلمات الى النور untuk mengeluarkan mereka dari peradaban jahiliyyah menuju cahaya peradaban Islam yang meliputi beberapa aspek ketuhanan, moral, hukum dll.
Maka dengan upaya kerasnya kafir Quraisy menyakiti dan menyiksa para sahabat bahkan mengancam untuk membunuh Nabi Saw. Dengan bekal iman yang kuat para sahabat Muhajirin berhasil melewati masa-masa sulit yang selalu mengancam jiwanya.
Selanjutnya mereka di Madinah memulai babak kehidupan baru beserta Nabi saw. Nah, di sini beliau terus menyebarkan Ruh al-Islam ke dalam setiap individu masyarakat Madinah sampai kemudian mereka memiliki kepribadian muslim bahkan mereka adalah khaira ummah.
Sebagaimana yang difirmankan Allah:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali Imran)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikian yang menjadi renungan kita di tahun baru hijriyah ini, dan masih ada anjuran-anjuran yang harus kita lakukan di awal bulan Muharram ini, di antaranya:
Puasa pada hari-harinya bulan Muharram, lebih-lebih di awal bulan, karena amal kebajikan yang dilakukan dalam bulan tersebut nilai pahalanya berlipat ganda. Dalam kita Jami’ ash-Shaghir diriwayatkan sebuah hadis:
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُوْنَ حَسَنَةً
“Barang siapa berpuasa sehari dalam bulan Muharram, maka setiap harinya dia memperolah tiga puluh kebaikan.”
Nabi Saw bersabda: “Puasa sehari dalam bulan yang muliakan itu lebih utama dari puasa tiga puluh hari selain bulan yang dimuliakan. Dan puasa sehari di bulan Ramadhan itu lebih utama dari tiga puluh hari dalam bulan yang dimuliakan”. Demikian sebagaimana yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’nya.
Puasa Tasu’a
Pada tanggal 9 Muharram disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa, dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ بَقَيْتُ اِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ
“Telah bersabda Rasulullah Saw: “Sesungguhnya apabila aku masih ada sampai tahun depan, maka aku akan menjalankan puasa pada hari ke Sembilan (Muharram).”
Puasa ‘Asyura’
سُئِلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Rasulullah Saw ditanya tentang fadlilahnya puasa hari ‘Asyura’ kemudian beliau bersabda: “Yaitu menghapus dosa satu tahun yang telah lewat.”
Dan masih banyak fadlilah dan amalan yang dilakukan di awal bulan Muharram ini.
Khutbah Kedua
Demikian khutbah yang bisa kami sampaikan semoga ada manfaatnya dan mudah-mudahan di tahun ini kita bisa meningkatkan ibadah dan amal yang salih.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ اْلآمِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : قَدَ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّحِمِيْنَ.
خُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ مُؤَيِّدَ الصَّابِرِيْنَ بِعَزِيْزِ نَصْرِهِ وَمُيَسِّرِ الشَّاكِرِيْنَ لِحَمِيْدِ شُكْرِهِ وَمُوَفِّقِ الْمُخْتَارِيْنَ لِلْقِيَامِ بِاَمْرِهِ اَحْمَدُهُ عَلَى مَا اَنْعَمَ وَاَسْلَمَ لِاَمْرِهِ فِيْمَا حَكَمَ وَاَبْرَمَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ مُنْتَهَى الدُّهُوْرِ صَلاَةً دَائِمَةً بِلاَ فَنَاءٍ وَلاَ فُتُوْرٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اَمَّا بَعْدُ: قَالَ تَعَالَى: يَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلمُوْنَ
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاتَّبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُوْهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلاَئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ وَاَهْلَ طَاعَتِكَ اَجْمَعِيْنَ وَارْضَ مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيُ الْحَاجَاتِ وَغَافِرُ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ. اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ وَاعْفُ عَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِيْنَ وَقِنَا وَاِيَّاهُمْ شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ الْمُرْسَلِيْنَ وَاِلْهَامَ الْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْن. اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنِ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاعْلِ كَلِمَتَكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِاَبَائِـنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَلِاَوْلاَدِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهَ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ يِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْسَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا اللهَ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.
2 Naskah khutbah Jumat 27 Juni 2025 tentang Tahun Baru islam 1447 H dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat diunduh di link berikut:
Khutbah Jumat 27 Juni 2025: Tahun Baru sebagai Momentum Muhasabah Diri: KLIK
Khutbah Jumat 27 Juni 2025: Spirit Hijrah untuk Persatuan Kemanusiaan: KLIK
Khutbah Jumat, 27 Juni 2025: Muharram dan Memuliakan Anak Yatim: KLIK
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.