Connie Rahakundini: Perubahan Bangsa Dimulai dari Menaklukkan Tiran dalam Diri
Connie meyakini, perubahan besar dalam suatu bangsa tidak selalu harus dimulai dari revolusi atau gebrakan politik.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perubahan besar dalam suatu bangsa tidak selalu harus dimulai dari revolusi atau gebrakan politik.
Justru sebaliknya, perubahan sejati lahir dari keberanian tiap individu menaklukkan "tiran" dalam dirinya sendiri.
“Kalau seseorang sudah bisa menaklukkan tiran dalam dirinya, dia akan memimpin dengan kejernihan, bukan dengan rasa takut. Dia tidak akan mudah dipengaruhi, apalagi diombang-ambingkan kekuasaan,” kata akademisi dan pakar pertahanan asal Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie, saat peluncuran bukunya Negara Berkesadaran: Dari Mimpi Peradaban Menuju Kelahiran Bangsa Berkesadaran di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Baca juga: Panggilan Operasi Militer untuk Raja Ampat, Protes Connie Tolak Penambangan Nikel
Tiran yang dimaksud, jelas Connie, bukan sosok diktator di luar sana, melainkan bentuk-bentuk ketakutan, keraguan, kemalasan berpikir, dan rasa tidak percaya diri yang masih bercokol di dalam hati banyak orang—termasuk pemimpin.
“Selama kita masih mudah takut, masih suka menyalahkan pihak luar, artinya tiran itu masih hidup dalam diri kita. Dan selama itu belum dikalahkan, bangsa ini juga belum betul-betul merdeka,” tegasnya.
Melawan Ketakutan, Memulihkan Kesadaran
Bagi Connie, perubahan bangsa bukan soal mengganti sistem atau membentuk lembaga baru.
Ia lebih percaya bahwa bangsa yang kuat berakar pada kesadaran batin warganya.
“Ketika kita melepaskan rasa takut, dunia menjadi lebih aman. Ketika kita merubuhkan sekat dalam pikiran, dunia pun berubah. Dan ketika kita mampu menguasai diri sendiri, dunia akan mengikuti,” tuturnya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat berhenti menyalahkan pemimpin atau keadaan.
Perubahan, katanya, harus dimulai dari dalam: dari cara berpikir, dari keberanian bersikap, dan dari keinginan untuk tidak terus-menerus menjadi korban keadaan.
Belajar dari Rusia
Connie kini menetap di Rusia sebagai Guru Besar di Universitas Negeri Saint Petersburg dan juga menjabat sebagai Duta Besar Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia menyampaikan rasa terima kasihnya pada bangsa Rusia yang membuka ruang perenungan baru dalam melihat dunia.
“Rusia punya roh peradaban yang hidup dalam sejarah dan rakyatnya. Dari sanalah saya belajar, bahwa kekuatan suatu bangsa bukan di senjata atau ekonomi, tapi di tingkat kesadarannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, buku “Negara Berkesadaran: Dari Mimpi Peradaban Menuju Kelahiran Bangsa Berkesadaran adalah hasil dari refleksi panjang Prof. Connie sejak 2022.
Iran Konfirmasi Komandan IRGC Ali Shadmani Tewas Akibat Luka Serangan Israel |
![]() |
---|
Kronologi Panjang Konflik AS-Iran: Kudeta 1953, Revolusi hingga Serangan AS ke Situs Nuklir Iran |
![]() |
---|
Komandan Garda Revolusi Yang Dikabarkan Dibunuh Israel, Muncul di Depan Publik |
![]() |
---|
10 Kelompok Bersenjata hingga Militer Bermusuhan dengan Israel dan AS, Mayoritas Sekutu Iran |
![]() |
---|
10 Anggota Garda Revolusi Islam Iran Tewas dalam Serangan Udara Israel ke Penyimpanan Rudal di Yazd |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.