Nola B3 Bagikan Cerita Dampingi Anak Masuk PAUD: Memberi Ruang, Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Dalam menyiapkan anak memasuki PAUD, mendampingi dan memberi ruang untuk menentukan pilihan merupakan langkah penting bagi orang tua.
Editor:
Content Writer
Kekhawatiran Nola bahwa sekolah hanya berisi pembelajaran akademik ternyata tak terbukti. Ia melihat sekolah-sekolah PAUD tidak melulu mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung (berhitung).
“Anak-anak juga diajari tentang cara bersosialisasi, beradaptasi, dan berempati. Mereka belajar tentang bersenang-senang, bernyanyi, juga meningkatkan skill,” katanya.
Dengan berbagai aktivitas menyenangkan itu, PAUD justru menjadi sarana yang tepat dalam mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak. Pembelajaran di PAUD juga menjadi alternatif bagi anak yang kerap merasa bosan di rumah.
“Apalagi jika di sekolah bertemu guru yang kreatif dan teman-teman yang menyenangkan. Itu bikin anak-anak happy dan membangun semangat,” ujar Nola.
Baca juga: Tanoto Foundation dan Gates Foundation Bekerja Sama Tingkatkan Kesehatan, Gizi, & Pendidikan di Asia
Melihat sang kakak bersekolah di usia dini, dua adik Naura, Bevan dan Neona, mengikuti jejak Naura. Keduanya juga masuk sekolah PAUD masing-masing di usia 2 tahun. Sama halnya dengan si sulung, Nola juga memberikan kepercayaan penuh pada dua buah hatinya itu untuk menentukan pilihan mereka bersekolah. “Mereka ternyata juga senang,” ujarnya.
Pengalaman sedikit berbeda dialami oleh si bungsu, Nakeya, yang lahir pada 2021. Nola, suami, dan ketiga anaknya yang lain semula sepakat ingin Nakeya lebih banyak waktu di rumah dengan menemani dan memberinya buku, mainan, dan berbagai aktivitas.
Namun selisih usia yang lumayan jauh dengan kakak-kakaknya dan aktivitas ketiganya yang padat, membuat Nakeya kehilangan teman bermain di rumah. Padahal ia anak yang sangat aktif dan percaya diri, serta mudah bersosialisasi dengan orang lain, terutama dengan anak sebaya.
Saat Nakeya berusia tiga tahun, ketika menemani sang kakak, Nakeya juga terlihat tertarik bersekolah. Nola pun menanyakan pada putri bungsunya itu untuk bersekolah dan Nakeya mengangguk mau.
Alhasil, Nola dan suami kembali melakukan “ritual” yang dahulu mereka lakukan: berburu dan survei sekolah-sekolah PAUD.
“Jadi tipsnya sekali lagi, kalau memang anak paham dunia sekolah, ajak anak melihat langsung. Dikenalkan seperti ini sekolah, apakah dia tertarik belajar di situ, melihat guru, ruangan, aktivitas, dan mau berinteraksi,” ujar Nola.
Ia juga mengingatkan orang tua lain, untuk menyiapkan detail yang dapat membantu anak di PAUD, seperti bekal, cara berkenalan dengan teman, sampai urusan pemakaian diaper.
“Itu semua kita bahas jauh-jauh hari dengan anak,” paparnya.
Kekompakan dengan anggota keluarga lain juga penting. Nola menyiapkan pembelajaran PAUD anak- anaknya selalu bersama sang suami, seperti saat melakukan survei dan memberi dukungan terhadap pembelajaran sehari-hari.
Tidak ada pembagian peran khusus, peran suami juga sama besar dan pentingnya dalam mengembangkan pendidikan anak di usia dini.
Dengan begitu, pembelajaran PAUD akan memberi dampak optimal pada anak. Nola mengakui merasakan berbagai perubahan pada anak-anaknya, terutama dari aspek emosional anak yang mampu lebih berempati dan aspek kedisiplinan.
Ratusan Anak Adu Bakat di Tangsel Kids Talent 2024 |
![]() |
---|
Kemendikdasmen: PAUD dan SD Jadi Jenjang Penting Dalam Pembentukan SDM Berkualitas |
![]() |
---|
Target Program Makan Bergizi Gratis Mulai dari Anak PAUD hingga Ibu Hamil-Menyusui |
![]() |
---|
Ciri-ciri Pertumbuhan Anak optimal, Bunda bisa Terapkan 3 Pilar Penting ini |
![]() |
---|
Rerie Berharap PAUD Dijadikan Bagian Proses Pembangunan Karakter Anak Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.