Jumat, 3 Oktober 2025

Kumpulkan 1.900 Gawai Bekas, Kampanye erafone Jaga Bumi Kurangi Emisi Karbon 467 kh CO2

Sampah elektronik yang terkumpul di sejumlah titik drop box erafone didaur ulang melalui proses yang ramah lingkungan. 

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Diskusi "Yuk, Bijak Kelola Sampah Elektronik" yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/6/2025). Menurut statistik Global E-waste Monitor pada 2024, kenaikan sampah elektronik lebih cepat lima kali lipat ketimbang capaian daur ulangnya. 

Dari jumlah tersebut, hanya 22,3 persen yang berhasil dikumpulkan serta didaur ulang secara ramah lingkungan. 

Di Indonesia, berdasarkan catatan Kementerian PPN/Bappenas, timbulan e-waste nasional telah mencapai 2,1 juta ton pada 2023. 

KLHK juga memproyeksikan bahwa pada 2030, timbulan sampah elektronik akan mencapai 4,4 juta ton. 

Leader of World Cleanup Day Indonesia Andy Bahari mengapresiasi kampanye pengelolaan sampah elektronik yang dilakukan oleh erafone. 

Karena, hingga saat ini masyarakat masih belum teredukasi terkait e–waste dan masih membuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Sampah elekronik itu ada di mana-mana dan belum ada solusinya. Sangat disayangkan masih banyak yang buang sampah elektronik ke TPA dan belum ada sistem pengelolaan khusus e-waste. Saya mengapresiasi inistiaf yang dilakukan erafone dengan menempatkan dropbox di tokonya untuk sampah elektronik,” kata Andy.

Andy berharap kampanye pengelolaan sampah elektronik yang dilakukan erafone ini bisa diikuti oleh perusahaan lain. 

Inisiatif kecil seperti ini, kata dia, sangat diperlukan untuk mengedukasi masyarakat terkait sampah elektronik.

Founder of Asah & Co-founder Parongpong Gadis Prawewari mengungkapkan, hingga saat ini belum ada solusi terkait sampah elektronik yang terus meningkat jumlahnya.

“Saya sempat mampir ke TPA Leuwigajah di Bandung dan warga di sekitar sana pun masih banyak yang membuang sampah sembarang, termasuk sampah elektonik. Karena itu, masih perlu upaya edukasi yang intensif kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah elektronik. Kita harus memberitahu bahwa sampah elektronik itu tidak melebur di tanah,” kata Gadis.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved