Sabtu, 4 Oktober 2025

Komisi Kerawam KWI Ajak Umat Katolik Masuki Sekolah atau Perguruan Tinggi Kedinasan

Komisi Kerawam KWI mendorong pelajar atau mahasiswa dari kalangan umat Katolik agar menempuh pendidikan pada sekolah dan perguruan tinggi ikatan dinas

|
Hand-out/Komisi Kerawam KWI
Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono foto bersama dengan peserta dan tamu undangan pertemuan nasional Komisi Kerawam se-Indonesia di gedung KWI, Jakarta, Selasa (10/6/2025 malam). Mgr Harun yang juga Uskup Agung Palembang didampingi Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawan KWI Romo Yohanes K. Jeharut. 

Di tempat serupa, Ketua Komisi Kerawam KWI sekaligus Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono juga berbicara mengenai cara menciptakan kader-kader yang berkualitas. Mgr (Mosignor baca monsinyur) Harun kemudian bercerita hasil pengamatannya mengenai perilaku warga, saat berkunjung ke beberapa kota negara tetangga, Vietnam dan Korea.

“Saya baru pulang dari Vietnam. Secara umum, rambu lalu-lintas di perempatan jalan, seperti lampu merah, tidak berfungsi. Akibatnya lalu-lintas kacau. “Walaupun lalu-lintas kacau, warga tidak saling memaki. Lalu-lintas tidak tertata, tapi tidak ada teriakan-teriakan kasar, juga tidak ada semburan ludah dari seorang kepada warga lainnya. Saya juga dari Korea, tidak tampak pemandangan sampah berserakan,” ujar Mgr Harun, dalam kata sambutan tanpa membaca teks pidato.

“Saya tidak menemukan sampah berserakan. Tidak ada preman di mana-mana. Saya heran, negara yang baru saja merdeka, 1975, tapi mereka bisa menata keadaban publik dan masyarakat. Waktu saya tanya mengapa (perilaku) masyarakat baik, jawaban mereka, ‘Kami memang  ada preman, tapi kami tertib. Daripada kami berurusan dengan pemerintah (keamanan)’?” kata Mgr Harun.

Kisah lain, warga Vietnam tampak jujur. Misal, Mgr Harun pernah mengalami, tas milik seseorang tertinggal di tempat umum. Kemudian, ia bersama teman, berniat mengamankan barang tersebut dengan menitip kepada aparat keamanan setempat.

Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono
Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono ((tribunnews.com/domu d. ambarita))

Baca Selanjutnya: Dihadiri kardinal dan uskup mgr yohanes harun yuwono ditahbiskan jadi uskup agung palembang

“Lalu tour guide mengatakan, jangan khawatir. Tingalkan saja baangnya di situ (tidak perlu diselamatkan, Red),  karena semua tempat diawasi CCTV. Benar juga, sekitar 40 menit kemudian, datang seorang ibu, mencari tasnya dan memang aman. Barangnya didapati. Tidak hilang dibawa orang,” katanya.

“Bagaimana di tempat kita? Jangankan 40 menit,lima 5 menit saja hilang. Rupanya di tempat kita lebih tidak, tidak aman di negara yang baru merdeka,” ujar Mgr Harun. “Di Korea, tidak ada sampah berserakan. Bus kota bersih. Tapi di tempat kita ini jauh mengerikan, bukan?. Hanya preman di jalanan yang kita saksikan di pinggir jalan, tapi juga preman berdasi,” kata Mgr Harun.

 

Baca Teks Pancasila

Pada pembukaan acara yang berlangsung di Gedung KWI Jalan Cut Mutia Jakarta, dibacakan teks Pancasila. Pembacaan teks Pancasila dipandu pengurus Vox Poin. Romo Hans, mengingatkan dasar negara Indonesia, Pancasila.

“Setiap ada acara Kerawam, selaku ada pembacaan Pancasila. Dalam hal protokoler, mungkin ini rasanya aneh. Tapi ini perlu karena Pancasila lah satu-satu, dasar negara yang sekaligua alat yang bisa mempersatukan kita bangsa yang sangat majemuk,” kata Romo Hans.

Ketua Komisi Kerawam Mgr Harun, saat memukul gong pembukaan acara, mengaakan, "Nasionalisme saya tidak perlu diragukan. Karena itu, saya akan pukul gong ini lima kali, sesuai dasar negara kita, Pancasila." 

Renungan

Pertemuan Nasional didahului dengan misa yang dipersembahkan konselebran utama, Ketua Komisi Kerawam KWI yang juga Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono

Menurut Mgr Harun, Kristus memulian martabat manusia untuk menyandang predikat citra Tuhan. “Tuhan memang mengangkat dan memperlakukan kita manusia menjadi setara dengan diriNya. Maka Ia menyerahkan diri, sampai disalibkan, sehingga apa yang menjadi kerinduan Allah, hadir di dunia. Sehingga predikat, bahkan hidupnya diberikan kepada kita,” ujar Mgr Harun.

Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono mempersembakan misa pada pertemuan nasional komisi kerawam KWI, di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono mempersembakan misa pada pertemuan nasional komisi kerawam KWI, di Jakarta, Selasa (10/6/2025). (tribunnews.com/domu d ambarita)

Dia mencontohkan, momentum sebelum disalibkan, Yesus mengadakan perjamuan terakhir dengan murid-muridnya di Yerusalem. “Kita bukan sekadar diperlakukan sederajat karena sahabat, tapi kita diperlakukan sebagai saudara dan saudari. Dan Karana itu, dia melakukan kita dengan segala kerinduannya, sedemikian rupa agar kerajaan Allah hadir di dunia.”

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved