Reshuffle Kabinet
PKS Respons Isu Reshuffle Kabinet: Itu Hak Prerogatif Presiden, Kami Hormati Penuh
Isu perombakan kabinet atau reshuffle kembali mengemuka setelah sejumlah pihak memberikan sinyal adanya evaluasi di lingkaran pemerintahan.
Penulis:
Igman Ibrahim
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Isu perombakan kabinet atau reshuffle kembali mengemuka setelah sejumlah pihak memberikan sinyal adanya evaluasi di lingkaran pemerintahan.
Menanggapi hal itu, Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf menegaskan PKS menghormati sepenuhnya hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto.
“Saya kira itu adalah hak prerogatif Presiden. Semua pihak harus menghormati. Itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar dan undang-undang,” ujar Muzammil di Kantor DPTP PKS, Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Ia mengatakan, sebagai bagian dari koalisi pemerintahan, PKS akan tetap memberi masukan yang konstruktif dan solutif kepada Presiden Prabowo.
Termasuk saat berdialog dalam forum resmi antarpimpinan partai koalisi.
Baca juga: Istana: Reshuffle Bisa Dilakukan Presiden Kapanpun, Orang di Luar Cuma Nebak Saja
“Dalam dialog sesama partai koalisi tentu kita akan bahas hal-hal strategis, tapi dengan penghormatan penuh terhadap kewenangan Presiden. Beliau yang menilai siapa yang kinerjanya baik atau kurang,” ucapnya.
Muzzammil menekankan posisi PKS dalam pemerintahan bukan sekadar formalitas, melainkan sebagai mitra yang bertugas mengawal keberhasilan kabinet.
"Kami ingin Pak Prabowo berhasil, karena keberhasilan beliau adalah kebahagiaan 280 juta rakyat Indonesia. Dan sebagai mitra, kami tentu akan menyampaikan kritik yang membangun,” ujarnya.
Baca juga: Rocky Gerung Usul Reshuffle Kabinet Merah Putih, 3 Menteri Beri Tanggapan, Ungkap Langkah Prabowo
Sebelumnya, Kepala Presidential Communications Office (PCO), Hasan Nasbi, menegaskan bahwa isu reshuffle kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto.
Ia meminta publik tidak berspekulasi berlebihan karena keputusan tersebut hanya diketahui Presiden sendiri.
“Reshuffle itu bisa saja dilakukan oleh Presiden kapan pun Presiden mau. Tapi sepanjang tidak diumumkan oleh Presiden, tidak disampaikan langsung oleh Presiden, semua informasi yang beredar di luar tentu sifatnya masih spekulasi,” kata Hasan di Kantor PCO, Gedung Kwarnas, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Menurut Hasan, suara-suara di luar terkait reshuffle bisa dianggap sebagai dinamika demokrasi yang wajar.
“Orang yang di luar kan nebak-nebak saja, melakukan spekulasi saja. Atau aspirasi, ‘tolong ganti ini’, ‘tolong ganti itu’, itu bisa juga berupa aspirasi. Tapi Presiden tentu punya penilaian yang menyeluruh, yang objektif,” ujar Hasan.
Ia menyebut Presiden memiliki penilaian tersendiri terhadap kinerja para pembantunya di kabinet.
Termasuk, jajaran menteri mana yang masih layak untuk dipertahankan atau tidak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.