Jumat, 3 Oktober 2025

PDIP: Pertemuan Megawati-Prabowo di Hari Lahir Pancasila Wujud Kenegarawanan

Pertemuan itu terjadi dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

Dok. Biro Setpres
PRABOWO GANDENG MEGAWATI - Momen Presiden Prabowo Subianto menggandeng Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebelum upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah mengatakan, pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputeri adalah wujud kenegarawanan dua tokoh bangsa.

Pertemuan itu terjadi dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

"Dalam hemat saya itu wujud kenegarawanan beliau berdua," kata Said dalam siaran persnya yang diterima Tribunnews.com, Senin.

Said menegaskan, semua orang tahu bahwa Prabowo dan Megawati sudah bersahabat sejak lama.

"Hubungan beliau berdua terajut dengan baik sejak lama, baik dalam konteks politik, apalagi dalam urusan strategis, menyangkut ideologi negara Pancasila," ujarnya.

Pertemuan Prabowo dengan Megawati bukan kali pertama. Sebelumnya, pada 9 April 2025 lalu, Prabowo menyambangi kediaman Megawati di Teuku Umar, Menteng, Jakarta.

"Sebelumnya beliau (Prabowo) juga berkunjung ke kediaman para pemimpin negara. Saya kira ini modal penting bagi pemerintah kedepan untuk membangun stabilitas politik dan melaksanakan pembangunan," ucap Said.

Said menilai, Prabowo memberikan tempat yang terhormat untuk Megawati. Sebab, dalam pidatonya, Prabowo menyebut Megawati paling awal dalam sambutannya, sebelum menyebut tokoh tokoh lainnya. 

"Sangat terlihat Presiden Prabowo memberi tempat terhormat kepada Ibu Mega, baik selaku Presiden kelima, maupun sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP. Saya kira ini melampaui hubungan urusan pragmatis politik," ucapnya.

Dalam pidatonya, kata dia, Prabowo menegaskan bahwa pentingnya bangsa Indonesia untuk bersatu, agar menjadi kuat, menghadapi berbagai tantangan kebangsaan dan kenegaraan yang tidak mudah.

"Dan saya kira Ibu Mega menyambut baik gagasan dan pikiran pikiran Presiden Prabowo dalam peringatan Hari lahir Pancasila ini," ungkap Said.

Dia berpendapat, Megawati dan Prabowo melanjutkan tradisi dari para pemimpin bangsa sebelumnya. 

Menurutnya, dulu banyak tokoh-tokoh politik bangsa yang berbeda haluan politik, namun tetap berhubungan baik, menjaga silaturahmi. Bahkan, saling tunjuk untuk menjadi imam sholat berjamaah bersama. 

"Kita juga teringat bagaimana Buya Hamka menjadi imam sholat jenazah Presiden Soekarno, padahal hubungan mereka berdua cukup keras dalam soal politik," tutur Said.

Said menambahkan, PDIP mentradisikan Bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno, bertepatan dengan momen-momen penting dalam kehidupan proklamator kemerdekaan Indonesia tersebut.

"Bulan di mana Bung Karno membacakan naskah pidato Pancasila untuk pertama kalinya pada 1 Juni 1945, pada tanggal 6 Juni 1901 Bung Karno dilahirkan dan 21 Juni 1970 Bung Karno wafat. Bagi PDIP, bulan Juni adalah bulan yang spesial, bulan yang menyejarah atas lahirnya ideologi dan pemimpin besar bangsa dan negara ini," ungkapnya.

Said juga melihat keterhubungan emosional dan historis antara Megawati dan Prabowo sebagai sesuatu yang bersifat batiniah dan melampaui dinamika politik.

"Hal-hal seperti ini hanya bisa dimaknai dan dipahami oleh mereka yang memang sudah zuhud dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga cara pandang kita tidak semata politik lahiriah yang cenderung naik turun, dinamis," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved