Selasa, 7 Oktober 2025

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono Paparkan Cara Kendalikan Hama yang Jadi Ancaman Serius Petani

Sudaryono bagaimana hama seperti rayap, tikus, dan nyamuk sering kali menjadi ancaman serius bagi kenyamanan dan kesehatan masyarakat. 

|
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews
HAMA ANCAM PETANI - Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, ketika diwawancara usai meninjau Sentra Penggilingan Padi Modern/Modern Rice Milling Plant (MRMP) Perum Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia (Wamentan RI), Sudaryono melakukan kunjungan kerja ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Di sana, dia memahami bagaimana hama seperti rayap, tikus, dan nyamuk sering kali menjadi ancaman serius bagi kenyamanan dan kesehatan masyarakat. 

Sudaryono pun membagikan beberapa tips untuk mengendalikan hama.

 

Menurut dia, pentingnya peran Balai Besar dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dalam menjaga keberlangsungan produksi pangan nasional dari ancaman serangan hama.

"Ini adalah balai besar yang kerjanya menanggulangi hama yang kemungkinan menyerang tanaman pangan kita. POPT itu seperti satria baja hitam, bekerja senyap membasmi hama sebelum menjadi wabah,” ujar Sudaryono dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).

Sudaryono menekankan bahwa pendekatan pengendalian hama sebaiknya dilakukan secara preventif, bukan reaktif. 

Dia mengingatkan bahwa penggunaan pestisida secara berlebihan tidak hanya merugikan petani secara ekonomi, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kalau hama sudah banyak, baru disemprot pestisida, itu sudah terlambat dan mahal ongkosnya,” kata dia.

Sudaryono mencontohkan bagaimana tikus sawah dapat berkembang biak dengan sangat cepat jika tidak segera ditangani.

Dalam tiga bulan, populasi tikus dapat berkembang dari 4 pasang menjadi 900 ekor.

“Tikus itu berkembang biak sangat cepat. Makanya harus cepat ditangani,” jelasnya lagi.

Dalam kesempatan itu, Sudaryono juga menyoroti peran teknologi informasi dalam memperkuat sistem deteksi dini serangan hama di era digital, termasuk penggunaan jasa seperti Bintoro Pest ini, sebagai solusi profesional untuk pengendalian hama di berbagai kota besar Indonesia.

Melalui aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, para petani kini bisa melaporkan kondisi lapangan, termasuk gejala serangan hama, dengan lebih cepat dan akurat.

“Petani bisa langsung kirim foto atau video kondisi tanaman ke petugas. Ini sangat membantu percepatan respons di lapangan,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved