Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengangguran Tinggi Bikin Penipuan Lowongan Kerja Marak, Ini Tips Mengantisipasinya

Para pelaku penipuan tersebut sering kali memanfaatkan logo, nama, serta informasi palsu untuk meyakinkan korbannya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
dok. Kemenaker
LOWONGAN KERJA - Para pencari kerja sebuah acara Job Fair Nasional 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta. Penipuan lowongan kerja belakangan marak terjadi di berbagai platform lamaran kerja seiring dengan terus bertambahnya angkatan kerja baru serta pekerja yang menjadi korban PHK   

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penipuan lowongan kerja belakangan marak terjadi di berbagai platform lamaran kerja seiring dengan terus bertambahnya angkatan kerja baru serta pekerja yang menjadi korban PHK di berbagai sektor industri padat karya.

Para sindikat pelaku penipuan memanfaatkan waktu pasca Lebaran yang kerap menjadi masa puncak maraknya para pencarian kerja terutama di perkotaan.

Berdasar data platform pencarian kerja Glints TapLoker, terjadi lonjakan pencari kerja ditandai diterimanya lamaran kerja baru hingga 50 persen sejak berakhirnya libur Lebaran.

Yang memprihatinkan tren ini juga seiring dengan melonjaknya pengumuman lowongan kerja palsu hingga 4 kali lipat yang dilaporkan pengguna dan disaring tim internal platform tersebut.

Siasat Penipu Lowongan Kerja dalam Lancarkan Aksi

Para penipu ini memang semakin lihai dalam melancarkan aksi mereka. Mereka menggunakan platform pencarian kerja ternama untuk membangun kepercayaan kepada calon korban lewat ragam bentuk lowongan kerja palsu.

Baca juga: Lowongan Kerja TransNusa untuk Lulusan D3 dan S1, Buka 6 Posisi, Ini Syaratnya

Dalam kasus yang ditemukan oleh Glints TapLoker, seorang pencari kerja melamar ke pekerjaan dengan titel Admin E-Commerce yang diiklankan oleh sebuah perusahaan yang berlokasi di Jakarta.

Setelah lolos penyaringan atau screening awal, ia diminta untuk mengikuti wawancara lewat Telegram.

Perusahaan ini kemudian menjelaskan bahwa pekerjaaannya adalah pekerjaan remote atau bisa dikerjakan secara jarak jauh. Pekerjaannya adalah mengatur pengiriman sejumlah produk kepada pelanggan di sebuah platform e-commerce populer seperti Shopee.

Sang pencari kerja menyetujui pekerjaan dan diberi target untuk menyelesaikan 15 pengiriman.

Dalam modus ini, si pencari kerja diberikan akses kepada akun perusahaan dengan saldo yang telah terisi. la diminta untuk membeli dan mengirim barang melalui akun tersebut.

la berhasil menyelesaikan 3 pengiriman dan mendapatkan imbalan Rp49.000 yang dikirim ke dompet elektronik e-commerce miliknya. Dana sebesar Rp49.000 ini disebut sebagai "profit" atau kompensasi untuknya.

Perusahaan tersebut kemudian memberinya tugas baru yang memerlukan dana lebih besar dari isi saldo dompet elektronik e-commerce pelamar tersebut.

Ketika pelamar itu menolak, sang penipu mengancam akan mengirimkan pesanan barang dalam jumlah besar ke alamat rumahnya menggunakan metode cash on delivery (COD).

la juga akan dipaksa untuk membayar biaya tinggi dari pesanan dalam jumlah besar tersebut. Dalam kondisi tersebut, sang pelamar kerja menaruh curiga dan melaporkan kejadian ini ke platform Glints TapLoker.

Imbauan Kementerian Ketenagakerjaan

Mengutip Kontan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap maraknya penipuan yang mengatasnamakan lowongan pekerjaan. 

Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan, banyaknya laporan dari masyarakat terkait penipuan yang berkedok rekrutmen tenaga kerja.

“Kami terus mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi terkait lowongan pekerjaan, terutama yang menggunakan platform online atau melalui media sosial,” ujar Anwar dikutip Kontan.

Ini Modus-modusnya

Anwar menjelaskan, modus penipuan yang sering digunakan adalah perekrut palsu yang mengklaim bagian dari perusahaan terkemuka, baik perusahaan lokal maupun multinasional.

Para pelaku penipuan tersebut sering kali memanfaatkan logo, nama, serta informasi palsu untuk meyakinkan korbannya. 

Dia menambahkan, salah satu ciri penipuan yang sering dilakukan adalah dengan meminta biaya administrasi, pelatihan, atau akomodasi sebagai syarat untuk melanjutkan ke proses seleksi berikutnya. 

"Jangan pernah memberikan apapun untuk mendapatkan pekerjaan. Jika dipaksa untuk membayar, segera laporkan ke pihak berwenang atau kanal pelaporan Kemnaker," jelas Anwar.

Antisipasi Praktik Penipuan Lowongan Kerja

Menanggapi maraknya penipuan lewat lowongan kerja palsu, Head of Platform Operations Glints TapLoker Cynthia Dewi menyatakan bahwa perusahaan yang terlibat telah lolos verifikasi identitas tahap awal, setelah mengirimkan dokumen legal yang sah atau valid.

Menurut dia, deskripsi dan pekerjaan yang diposting pun tidak menunjukkan indikasi risiko.

Setelah menerima laporan pengguna tersebut, pihaknya melibatkan tim job fraud mereka untuk melakukan investigasi. Setelah detailnya diverifikasi, perusahaan mencurigakan tersebut segera diblokir dan dihapus dari platform mereka.

Cynthia mengakui pihaknya menemukan kenaikan kasus penipuan dengan modus meminta korban untuk melanjutkan pembicaraan lewat aplikasi pesan anonim seperti Telegram.

Sang penipu sering kali meminta korbannya untuk mentransfer uang mereka ke rekening online sebagai bagian dari proses wawancara atau rekrutmen palsu.

Menurut Cynthia, para penipu ini semakin gencar dalam menjalankan aksinya.

"Mereka semakin agresif dengan taktik mereka. Pertama, mereka memancing korban dengan imbalan uang kecil, lalu mengancam korban dengan kerugian uang ketika mereka tidak mengikuti permintaan berikutnya dari penipu," ungkapnya dikutip Senin, 2 Juni 2026.

Penipuan Tawaran Kerja Remote dari Rumah

Secara khusus, tim mereka mendapati modus penipuan tawaran pekerjaan work from home (WFH) atau remote dengan tugas sederhana seperti admin atau data entry kerap kali rentan menjadi sarana penipuan berbalut lowongan kerja.

Pekerjaan ini sendiri memang tergolong populer bagi pencari kerja di Indonesia.

Cynthia mengingatkan para pencari kerja agar tetap waspada dan segera melaporkan tingkah laku mencurigakan perusahaan atau rekruter saat sedang melamar kerja.

"Jika pencari kerja menemukan hal serupa dari rekruter kami, mereka harus langsung waspada akan kemungkinan penipuan, lalu segera hentikan komunikasi dengan terduga penipu, dan melaporkannya ke Glints Taploker," kata dia.

Cynthia menjelaskan tindak penipuan paling sering terjadi di tahap lanjut rekrutman ketika korban dan penipu berkomunikasi di luar platform. Di sini, Glints TapLoker tidak bisa memantau atau memblok sang penipu.

Karena itu, pihaknya mendorong pencari kerja untuk segera melaporkan lowongan dan perusahaan jika menemukan tingkah laku mencurigakan.

Para pencari kerja juga sebaiknya mengabaikan ancaman yang diberikan oleh para penipu karena mereka tidak dapat dipercaya.

Cynthia mengatakan pihaknya sangat menghargai laporan seperti ini untuk membantu mereka dengan cepat mengenali penipu dan ragam siasat penipuan baru sekligus membantu menjaga keamanan seluruh komunitas pencari kerja.

Untuk mencegah penipuan kerja, Cynthia bilang pihaknya meningkatkan proses verifikasi terhadap lowongan kerja baru dan memperkuat langkah dalam scanning (pemindaian) dan blokir terkait perusahaan dan lowongan kerja mencurigakan.

Selain itu, ribuan lowongan kerja yang dianggap berisiko tinggi telah dihapus dari platform mereka, berdasarkan laporan dari pengguna, serta pemindaian dan proses kurasi internal yang lebih kuat. (tribunnews/fin)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved