Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ormas Islam Buka Suara Usai Presiden Prabowo Nyatakan Siap Akui Israel jika Palestina Merdeka

MUI, Muhammadiyah, hingga PBNU bersuara setelah Prabowo menyatakan Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel, jika Palestina merdeka.

Penulis: Rifqah
Tangkapan layar YouTube Kompas.com dan Instagram Netanyahu.
KONFLIK PALESTINA VS ISRAEL - Kolase foto (Kiri) Presiden Prabowo saat konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmnuel Macron di Istana Negara, Rabu, (28/5/2025) dan (kanan) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. MUI, Muhammadiyah, hingga PBNU bersuara setelah Prabowo menyatakan Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel, jika Palestina merdeka. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel, jika negara tersebut terlebih dahulu mengakui Palestina sebagai negara merdeka. 

Hal tersebut disampaikan Prabowo saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (28/5/2025).

"Indonesia sudah menyampaikan, begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap mengakui Israel, siap buka hubungan diplomatik dengan Israel. Indonesia siap menyumbang pasukan perdamaian di kawasan tersebut," kata Prabowo.

Pernyataan Prabowo tersebut kemudian mengundang respons dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat (ormas) Islam.

MUI dan Muhammadiyah

Mengenai hal ini, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), sekaligus Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, Indonesia sangat anti terhadap penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Jadi, menurutnya, Indonesia sebaiknya tidak membuka hubungan dengan Israel, karena merupakan negara penjajah.

"Karena Israel adalah negara penjajah. Sementara negara kita indonesia adalah negara yang sangat anti terhadap penjajahan karena yang namanya penjajahan itu jelas-jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan," kata Abbas dalam pesan yang diterima, Kamis (29/5/2025).

Abbas juga menyebutkan bahwa sikap tersebut sudah jelas dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945.

Oleh karena itu, kata Abbas, jika Israel ingin membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia, mengakui kemerdekaan Palestina belum cukup.

Dia mengatakan, Israel harus bertanggung jawab atas penjajahan yang telah mereka lakukan selama ini, seperti tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.

"Israel harus bertanggung jawab terhadap tindakan genosida dan semua perbuatan buruk yang telah mereka lakukan selama ini terhadap rakyat dan negeri Palestina," tandasnya.

Baca juga: MPR Wanti-wanti Prabowo Tidak Kena Tipu Muslihat Israel soal Penyelesaian Konflik Palestina

Di sisi lain, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan bahwa sikap pemerintah tersebut bisa dimengerti.

"Pernyataan Presiden Prabowo tentang kesediaan membuka hubungan diplomatik dengan Israel dengan syarat Palestina merdeka bisa dimengerti," kata Sudarnoto dihubungi, Kamis.

Dia mengatakan, pembukaan UUD memang mengisyaratkan kuat bahwa Indonesia anti penjajahan dan membela negara manapun, termasuk Palestina yang terjajah. 

Akan tetapi, kata Sudarnoto, apabila Israel sudah tidak lagi menjajah dan mengembalikan semua hak-hak rakyat Palestina, maka tidak ada lagi alasan Indonesia membenci Israel.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan