Senin, 6 Oktober 2025

Hari Lahir Pancasila

Kumpulan Puisi untuk Rayakan Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025

Simak kumpulan puisi untuk memperingati perayaan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, lengkap dengan sejarahnya berikut ini.

laman https://harlahpancasila.bpip.go.id/
LOGO HARLAH PANCASILA - Logo Hari Lahir Pancasila ini diambil dari laman https://harlahpancasila.bpip.go.id/ pada Rabu (28/5/2025), simak kumpulan puisi bertema Hari Lahir Pancasila berikut ini. 

4. Pancasila di Ujung Pena
Bukan peluru yang menyatukan kita,
Tapi kata-kata dari mereka yang percaya,
Bahwa bangsa ini bisa bersatu,
Tanpa meniadakan satu pun suku.

Lima sila itu ditulis dengan harap,
Agar tak lagi ada penjajah yang merampas,
Agar rakyat bisa duduk sama rendah,
Berdiri sama tinggi, berbicara sama leluasa.

Hari Lahir Pancasila adalah awal cerita,
Tentang bangsa yang menulis takdirnya,
Dengan pena merah dan tinta putih,
Di atas kertas bernama Indonesia.

5. Sajak untuk 1 Juni
1 Juni, bukan sekadar tanggal,
Ia adalah puisi yang ditulis dalam sejarah,
Kala Bung Karno menyuarakan cita,
Lima dasar untuk kita semua.

Tak ada bangsa jika tak ada pijakan,
Tak ada negara tanpa kesepakatan,
Pancasila bukan dogma,
Ia arah agar kita tak tersesat di tengah benua.

Bangkitlah, anak bangsa,
Bukan hanya untuk mengenang,
Tapi untuk menjalankan,
Agar Pancasila tetap berdenyut,
Di setiap zaman.

Baca juga: 6 Puisi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Penuh Semangat dan Cocok Dibagikan di Media Sosial

6. Di Balik Merah Putih
Merah darahku, putih tulangku,
Tapi jantungku? Pancasila yang mengalir penuh,
Ia mengatur nadiku agar tak lupa,
Bahwa kita satu, walau berbeda rupa.

Lima sila itu bukan pajangan,
Tapi petunjuk untuk setiap tindakan,
Bekerja, bergaul, dan bernegara,
Dengan adab, cinta, dan kesadaran warga.

Hari ini aku mengingat,
Bahwa lahirnya Pancasila adalah mukjizat,
Di antara bara penjajahan dan letih kemerdekaan,
Kita temukan dasar untuk masa depan.

7. Pancasila di Tengah Jalan
Aku melihat Pancasila bukan di istana,
Tapi di pasar, di warung kopi, di trotoar kota,
Ia hadir saat orang tak saling curiga,
Saat perbedaan bukan jadi luka.

Persatuan bukan slogan,
Kemanusiaan bukan wacana,
Ia hidup saat kita saling menjaga,
Bukan saling menyakiti karena beda.

Maka hari lahir Pancasila,
Adalah hari lahir kita kembali,
Menjadi manusia Indonesia,
Dengan hati yang penuh empati.

8. Lima Pilar Negeri
Bayangkan negeri tanpa dasar,
Ia rapuh, mudah retak dan hancur,
Tapi kita punya lima pilar,
Yang menegakkan rumah Indonesia agar teguh.

Ketuhanan yang membimbing,
Kemanusiaan yang menyentuh,
Persatuan yang merangkul,
Kerakyatan yang mendengar,
Dan keadilan yang menjunjung martabat.

Lima sila itu bukan sekadar hafalan,
Tapi kompas moral peradaban,
Yang hari ini kita rayakan kelahirannya,
Dengan harapan, bukan hanya seremoni belaka.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved