Gempa Bumi Tak Lazim Guncang Banyuasin Sumsel, Ini Kata BMKG
BMKG memberikan penjelasan mengenai gempa bumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (28/5) yang dianggap tak lazim.
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,3 yang mengguncang wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (28/5/2025) pukul 08.41.25 WIB.
Pusat gempa Banyuasin terletak pada koordinat 2,35 derajat LS dan 104,94 derajat BT atau tepatnya di darat pada jarak 35 km timur laut Banyuasin dengan kedalaman hiposenter 5 km.
Dampak gempa berupa guncangan dirasakan kuat di Banyuasin dan Palembang dalam skala intensitas III - IV MMI. Sedangkan di Musi Banyuasin dalam skala intensitas III MMI.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan hingga Kamis pagi pukul 07.00 WIB, hasil monitoring belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Daryono mengungkapkan, wilayah Banyuasin secara seismisitas belum terjadi gempa berdasarkan data seismisitas regional periode 2009-2024.
"Menurut katalog gempa merusak BMKG, di wilayah Banyuasin juga belum pernah terjadi gempa merusak," ungkap Daryono melalui keterangan tertulis, Kamis.
Gempa ini, kata Daryono, menjadi peringatan bahwa di wilayah Banyuasin terdapat sumber gempa sesar aktif yang mampu memicu guncangan kuat dengan sumber yang belum teridentifikasi dan terpetakan.
"Sebagian orang menganGgap bahwa Gempa Banyuasin ini tidak lazim karena terjadi di wilayah yang belum pernah terjadi gempa, tetapi dengan peristiwa gempa kemarin menjadi bukti bahwa di Banyuasin memang terdapat sumber gempa sesar aktif," jelasnya.
Sehingga hal ini menjadi tantangan bagi para ahli kebumian untuk mengidentifikasi dan memetakannya guna melengkapi peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia.
Daryono menjelaskan, secara teori, hampir di seluruh permukaan bumi sangat mungkin terdapat sesar aktif karena alasan geologis yang mendasar terkait distribusi gaya tekanan tektonik yang tidak merata.
"Gaya yang bekerja pada kerak bumi tidak hanya terbatas pada batas lempeng, tetapi juga menyebar ke dalam interior lempeng."
"Ini membuat sesar dapat muncul jauh dari batas lempeng, bahkan di daerah yang dianggap stabil secara seismik," ungkapnya.
Baca juga: Prospek Cuaca BMKG Seminggu ke Depan Periode 27 Mei - 2 Juni 2025
Daryono menambahkan, jika wilayah Banyuasin terjadi gempa, maka dipastikan satu saat nanti gempa dapat terjadi lagi (recurrent period).
"Untuk itu membangun bangunan tahan gempa di Banyuasin menjadi sangat penting karena akan mengurangi risiko bangunan runtuh dan jatuhnya korban jiwa. Bangunan tahan gempa dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi kerusakan akibat gempa," ungkapnya.
Untuk diketahui, gempa Banyuasin pada Rabu merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat adanya aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme pergerakan geser/mendatar (strike slip).
"Gempa Banyuasin tidak berpotensi tsunami, karena meskipun episenternya di pantai tetapi magnitudo gempanya terlalu kecil untuk dapat menimbulkan deformasi batuan dasar laut hingga mengganggu kolom air laut atau tsunami," jelas Daryono.
(Tribunnews.com/Gilang P)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.