Alasan Alumni FKUI Desak Menkes Budi Gunadi Dicopot, Dinilai Kelewatan Urusi Kebijakan Kesehatan
Sejumlah sikap Budi Gunadi yang dianggap sudah kelewatan berkaitan dengan pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan, tak mau dengarkan masukan.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Pravitri Retno W
Kemudian, hal yang disoroti dalam petisi adalah kebijakan sepihak menghentikan pendidikan dokter spesialis (PPDS), membuat pernyataan tidak pantas dan merendahkan profesi kesehatan, mendukung pembukaan fakultas kedokteran tanpa rencana distribusi SDM, kinerja lemah dalam memperbaiki indikator kesehatan nasional, hingga meminta dan mendorong rakyat membeli asuransi swasta serta promosi kebijakan melalui influencer.
Selain itu semua, sejumlah pernyataan kontroversial Budi Gunadi juga menjadi perhatian, seperti ukuran celana, usia penderita diabetes, hingga gaji yang berkorelasi dengan kepintaran seseorang.
Pengamat Menduga Budi Gunadi Sedang 'Bermain Api'
Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio, menyoroti gaya komunikasi Budi Gunadi yang belakangan memicu kontroversi.
Pernyataan Budi Gunadi belakangan ini dianggap menyerupai strategi politikus yang tengah mencari perhatian untuk Pemilu 2029.
Hensa, sapaan akrabnya, mengatakan Budi Gunadi mungkin sedang bermain api dengan kontroversi-kontroversi yang ditimbulkan.
Bahkan, Hensa menduga Budi Gunadi ingin maju juga menjadi kandidat Wakil Presiden (Wapres) pada 2029 mendatang.
"Pak Menkes ini mungkin sedang ‘bermain api’ dengan kontroversi-kontroversi ini. Ada yang bilang dia mau jadi kandidat Wapres di 2029, bersaing dengan anak bos besar, mungkin anak Pak Jokowi atau tokoh lain dari Jawa Barat," kata Hensa kepada wartawan, Senin (19/5/2025).
Namun, di sisi lain, Hensa menilai Budi Gunadi mungkin juga memiliki niat baik dalam menyampaikan pesan kesehatan, seperti soal ukuran celana atau hubungan gaji dengan kesehatan.
Hanya saja, cara penyampaiannya kurang tepat karena dapat memicu salah paham di kalangan masyarakat.
"Saran saya buat Menkes, hati-hati dengan cara komunikasi. Kalau maksudnya baik, tapi penyampaiannya salah, ya sia-sia," ujar Hensa.
Hensa lantas mengingatkan, Presiden Prabowo tidak menyukai menteri yang memicu kegaduhan serta gagal menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan.
Dalam konteks permasalahan Budi Gunadi ini, stakeholder utama adalah kalangan dokter dan tenaga kesehatan.
Hensa kemudian mencontohkan kasus Satrio Brodjonegoro, mantan Menteri Riset dan Teknologi yang dicopot setelah menghadapi protes dari jajarannya.
"Ini masalahnya, Presiden Prabowo itu tidak suka menteri yang bikin gaduh, apalagi yang tidak bisa menjaga hubungan baik dengan stakeholder. Buktinya dulu ada menteri yang didemo anak buahnya sendiri, akhirnya diganti," ujarnya.
Menurut Hensa, jika Budi terus melontarkan pernyataan kontroversial, posisinya sebagai Menteri Kesehatan berpotensi terancam.
"Mungkin dia paham bahwa sebagai figur politik viral nomor satu meski blunder, tapi jika terus membuat kontroversi, dan Pak Prabowo tak suka dengan jajarannya yang gaduh, saya melihat Menkes sudah di ujung tanduk," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Willy Widianto/Fersianus Waku) (Kompas.com/Nawir Arsyad)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.