Program Makan Bergizi Gratis
Komisi IX DPR Soroti Insiden Ratusan Siswa Keracunan MBG di Bogor: Ini Kasus Paling Parah
Kasus ratusan siswa di Bogor keracunan MBG merupakan yang paling parah, DPR prihatin atas insiden ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago, menyoroti soal insiden keracunan ratusan siswa di Bogor, Jawa Barat setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, kasus keracunan kali ini merupakan yang paling parah selama program MBG dilaksanakan. Irman pun menyampaikan keprihatinan soal insiden tersebut.
"Kami mendoakan agar anak-anak didik segera sehat dan pulih kembali. Ini adalah yang paling parah dari semua kasus yang terjadi," kata Irma kepada wartawan, Rabu (14/5/2025).
Legislator NasDem itu menyoroti yayasan MBG di Bogor tersebut. Dia pun meminta BGN memutus kontrak dengan yayasan yang bersangkutan.
"Kalau perlu minta pertanggungjawaban mereka," ujar Irma.
Irma juga menyoroti kinerja para pegawai SPPG Bina Insani tersebut. Dia menilai para pegawai tidak bekerja dengan baik atas insiden yang terjadi.
"Mereka tidak bekerja dengan benar dan itu menjadi tanggung jawab mereka," tandasnya.
Terpisah, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengungkapkan penyebab ratusan siswa di Kota Bogor mengalami keracunan usai menyantap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dia pun menyebut, jika makanan tersebut telah terkontaminasi bakteri.
Hal itu disampaikan Dadan usai berdiakusi dengan perwakilan Ombudsman RI di gedung Ombudsman RI, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
"Kami sudah cek bahwa penyebabnya, ini sudah keluar dari lab bahwa ada istilahnya kontaminasi Salmonella dan E.coli ya, dari bakteri," kata Dadan Hindayana.
Baca juga: Daripada Asuransi, DPR Lebih Setuju Pemerintah Maksimalkan BPJS Kesehatan untuk Korban Keracunan MBG
Danan pun menyebut, bakteri-bakteri itu berasal dari bahan baku makanan seperti telur dan sayuran.
Sehingga, makanan itu tidak dicurigai terkontaminasi bakteri saat pertama kali disajikan kepada para siswa.
"(terkontaminasi) Itu dari air, ada di bahan baku, telur dan juga ada di sayuran. Saya bertanya juga kepada korbannya bahwa tidak ada hal yang mencurigakan terkait hal itu," terang Dadan.
Terkait peristiwa itu, Dadan juga telah mendapat laporan dan mengecek langsung penyebab keracunan para siswa tersebut.
Maka, pihaknya pun akan memperpendek waktu penyajian makanan hingga bisa dikonsumsi oleh penerima manfaat. Dimana, makanan yang telah disajikan harus segera dikonsumsi.
"Kita mungkin sudah harus perketat supaya tidak terjadi lagi. Karena masakan ini kan ada batas waktunya untuk konsumsi," jelas Dadan.
Baca juga: 223 Anak di Bogor Jadi Korban Keracunan MBG, BPOM dan Wali Kota Bogor Ambil Sikap
Diketahui, total sampai saat ini ada 223 anak di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, menjadi korban keracunan makan bergizi gratis (MBG).
Korban keracunan ini berasal dari sembilan sekolah, yakni TK Bina Insani 28 orang, SD Bina Insani 13 orang, SMP Bina Insani 96 orang, SMA Bina Insani satu orang, SDN Kukupu 3 delapan orang, SDN Kedung Waringin tujuh orang, SMP Bina Greha delapan orang, SDN Kedung Jaya 1 16 orang, dan SDN Kedung Jaya 2 46 orang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.