Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

BGN Akui Jumlah Pengawas Lapangan Terbatas Setelah Banyak Kasus Siswa Diduga Keracunan MBG

BGN mengakui keterbatasan jumlah personel pengawas di lapangan menjadi salah satu tantangan dalam pengawasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
/SURYA/PURWANTO
MAKAN BERGIZI - Sejumlah menyantap makanan bergizi gratis saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/1/2025). BGN mengakui keterbatasan jumlah personel pengawas di lapangan menjadi salah satu tantangan dalam pengawasan Program MBG. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) mengakui keterbatasan jumlah personel pengawas di lapangan menjadi salah satu tantangan dalam pengawasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu menyusul adanya kasus 171 siswa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga keracunan MBG.

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menyampaikan bahwa meskipun pihaknya memiliki sistem pengawasan berlapis, kapasitas personel masih belum sebanding dengan cakupan program yang luas.

“Bayangkan, kita melayani lebih dari 1.200 dapur. Jumlah pengawas kita saat ini baru sekitar 20-an orang ditambah 3 direktur. Tentu ini sangat terbatas jika dibandingkan dengan skala program nasional,” ujar Tigor saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).

Tigor menyatakan, pihaknya tetap berusaha menjalankan evaluasi ketat dan bergerak menangani setiap laporan.

Baca juga: Badan Gizi Nasional Duga Kasus Keracunan MBG Karena Makanan Dibawa Pulang Siswa Tanpa Perhatikan Ini

“Kalau terjadi kasus, kami langsung cek sampel makanan, evaluasi, dan memberikan teguran keras jika ada pelanggaran. Tapi jumlah personel kami memang tidak memadai untuk menjangkau semua titik setiap hari,” jelasnya.

Meski demikian, BGN tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mitigasi, termasuk pelatihan ulang kepada satuan pelayanan, audit bahan makanan, serta kemungkinan pemutusan kerja sama dengan supplier yang terbukti lalai.

Baca juga: Murid SDN Kedung Jaya Bogor Tidak Habiskan Menu MBG, Kepala Sekolah: Kelihatannya Trauma

“Ahli gizi dan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di setiap titik juga menjadi perpanjangan tangan pengawasan kami. Tapi tetap, penguatan pengawasan struktural masih menjadi PR bersama,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan