Senin, 29 September 2025

Kemendikdasmen Rehabilitasi Bangunan 750 SMK dan 150 Sekolah Luar Biasa

PSPP turut menyasar lebih dari 750 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia pada tahun 2025. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
HO/Kemendikdasmen
REHABILITASI SEKOLAH - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, saat meninjau Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP) turut menyasar lebih dari 750 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia pada tahun 2025. 

Selain SMK, ada lebih dari 150 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang juga akan direhabilitasi oleh Pemerintah. 

Tujuannya adalah agar proses pembelajaran siswa dapat berjalan lebih baik dalam mencapai standar mutu yang diharapkan. 

Sementara itu, untuk sanggar kegiatan belajar (SKB) dan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), akan dialokasikan kepada lebih dari 50 satuan pendidikan.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa sasaran Program PSPP sangat beragam, mulai dari pembangunan dan perbaikan ruangan belajar, pembangunan ruang praktik, toilet sekolah, hingga kantin sekolah.

“Semuanya itu tidak hanya demi menghadirkan sekolah yang nyaman, tetapi juga meningkatkan kompetensi siswa yang dapat berimbas pada kebekerjaan siswa," ujar Tatang melalui keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).

Bersamaan dengan agenda peluncuran program PHTC di Bogor, turut dilakukan agenda groundbreaking pada 11 titik satuan pendidikan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK. 

Kesebelas titik tersebut adalah SMKN 3 Banda Aceh (Aceh), SMKN 3 Banyumas (Jawa Tengah), SMKN 2 Banjarbaru (Kalimantan Selatan), SMKN 3 Kupang (Nusa Tenggara Timur), SLB Putra Bakti (Lampung), SLBN Slawi (Jawa Tengah), SLB YPAC Makassar (Sulawesi Selatan), SKB H. Dariyah (Aceh), SKB Kebumen (Sulawesi Selatan), SKB Biringkanaya (Sulawesi Selatan), dan PKBM Al-Firdaus (Kalimantan Selatan).

Kepala PKBM Al-Firdaus, Aar Apriani, mengatakan bahwa program ini akan mendatangkan banyak manfaat dalam peningkatan aktivitas pembelajaran bagi warga belajar di PKBM tersebut. 

Proses perbaikan bangunan yang dilakukan, lanjut Aar, diharapkan dapat menopang aktivitas pembelajaran dan kegiatan lain di satuan pendidikan nonformal tersebut.

“Ruangan belajar kita sangat kecil di sini dan hanya dua kelas. Sejauh ini mengatur waktu pembelajaran dari Kamis sampai Sabtu. Di rombel (desa) lain kita atur Senin sampai Rabu, atau Sabtu sampai Senin, tergantung kesepakatan. Kita pakai fasilitas desa atau fasilitas sekolah yang ada di sana,” kata Aar.

Baca juga: Jokowi: Proses Rehabilitasi Sekolah yang Terdampak Gempa Cianjur Segera Dimulai

Terdapat 340 warga belajar di PKBM yang berada di Desa Sungkai, di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan