Senin, 29 September 2025

Momen Hardiknas, Cucu Ki Hadjar Dewantara Ingatkan Urgensi Paradigma Pendidikan di Indonesia 

Pakar pendidikan yang juga cucu Ki Hadjar Dewantara, menekankan urgensi perubahan paradigma pendidikan di Indonesia.

Dok Pribadi/HO
HARI PENDIDIKAN NASIONAL - Antarina SF Amir, pakar pendidikan yang juga cucu Ki Hadjar Dewantara. (HO/Antarina) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Antarina SF Amir, pakar pendidikan yang juga cucu Ki Hadjar Dewantara, menekankan urgensi perubahan paradigma pendidikan di Indonesia.

Hal ini disampaikan Antarina dalam refleksi Hari Pendidikan Nasional. 

“Apakah kita yakin bahwa sekolah hari ini sudah membekali siswa dengan keterampilan hidup yang mereka butuhkan untuk menghadapi masa depan?” ujar Antarina melalui keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

Di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, menurutnya, keterampilan hidup seperti berpikir kritis, komunikasi efektif, kolaborasi, kreativitas, hingga kepemimpinan etis menjadi bekal utama menghadapi tantangan zaman.

Hal tersebut dituangkan dalam bukunya yang diterbitkan oleh ASCD di Amerika Serikat berjudul “Life Skills for All Learners: How to Teach, Assess, and Report Education’s New Essential”. 

Antarina bersama Thomas R. Guskey dan tim Redea Institute menyusun kerangka keterampilan hidup yang perlu ditanamkan sejak pendidikan anak usia dini hingga menengah.

Ia menjelaskan bahwa siswa perlu dilatih untuk merefleksikan proses belajarnya secara mendalam (meta level reflection), berpikir. 

“Fondasi pendidikan yang kokoh harus dibangun sejak usia dini hingga menengah,” kata Antarina. 

Menurutnya, keterampilan dasar inilah yang memungkinkan siswa belajar mandiri, bekerja sama, dan menghadapi kompleksitas informasi secara kritis.

Antarina juga menyoroti tantangan Gen Z sebagai generasi digital native. 

Meski akrab dengan teknologi, banyak dari mereka belum memiliki kemampuan refleksi dan berpikir mendalam yang memadai. 

"Literasi digital bukan sekadar bisa memakai gadget. Ia mencakup kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis, memahami implikasi etis, dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab,” ujarnya.

Sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan sejatinya bukan hanya tentang penguasaan ilmu, melainkan pembentukan manusia seutuhnya. 

Antarina menekankan pentingnya empati sosial dan kepemimpinan etis dalam menghadapi dunia yang makin kompleks dan terhubung.

“Pendidikan harus melahirkan individu yang tak hanya cerdas, tetapi juga punya kepekaan sosial dan moral yang tinggi,” ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan