Selasa, 7 Oktober 2025

Warga Gowa Terluka di Area Latihan Militer, Mabes TNI AD Bicara Pentingnya Kepatuhan Larangan Masuk

Mabes TNI AD angkat bicara menyusul seorang warga yang terluka di area latihan militer setempat pada Selasa (22/4/2025) sepekan lalu.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Gita Irawan
DETONATOR MELEDAK DI GOWA - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AD di Gedung Balai Kartini Jakarta pada Senin (3/2/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabes TNI AD) angkat bicara menyusul seorang warga yang terluka di area latihan militer setempat pada Selasa (22/4/2025) sepekan lalu.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan menyusul insiden di area latihan militer di Kabupaten Gowa, ia menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap larangan memasuki kawasan latihan. 

Setiap lokasi latihan militer TNI AD, kata dia, termasuk Lapangan Lempar Granat Malino telah dilengkapi tanda larangan melintas serta pagar kawat pembatas.

TNI AD, ungkapnya, telah menetapkan radius aman antara 200 hingga 300 meter dari lokasi latihan untuk aktivitas warga.

Untuk menjamin keamanan, lanjutnya, TNI AD juga menerjunkan petugas provost yang berjaga sebelum dan sesudah pelaksanaan latihan. 

Selain itu, kata Wahyu, sebelum latihan dimulai aparat kewilayahan dalam hal ini Kodim Gowa selalu mengirimkan surat pemberitahuan kepada jajaran pemerintah setempat sebagai bentuk antisipasi.

"Imbauan terus dilakukan agar warga tidak memasuki area berbahaya. Ini bagian dari upaya mencegah kejadian serupa terulang kembali," kata Wahyu saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Selasa (29/4/2025).

"CDi lokasi Lapangan Lempar Granat Malino, Kabupaten Gowa, juga telah dipasang rambu-rambu peringatan yang jelas sebagai bagian dari prosedur keselamatan standar dalam kegiatan latihan militer TNI AD," pungkasnya.

Kehilangan Tiga Jari Tangan

Diberitakan Tribun-Timur.com sebelumnya, seorang petani bernama Firman (28) mengalami luka parah dan kehilangan tiga jari tangan kirinya akibat ledakan yang diduga berasal dari detonator granat saat berkebun di Kelurahan Patappang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Peristiwa terjadi pada Selasa siang, 22 April 2025.

Ketika itu, Firman bersama ayahnya, Sudiri, tengah membersihkan area kebun yang berbatasan dengan kawasan latihan militer Sekolah Calon Tamtama (Secata) Rindam XIV/Hasanuddin, khususnya di zona latihan lempar granat.

Ayah korban, Sudiri, mengatakan saat kejadian mereka sedang memperbaiki pagar dan membersihkan kebun yang berbatasan langsung dengan area latihan.

"Kami tidak melihat ada benda mencurigakan. Tiba-tiba terdengar suara ledakan kecil seperti petasan, lalu saya lihat tangan anak saya berdarah," kata dia.

Ia mengaku selama ini warga kerap melintasi kawasan tersebut.

Namun, lanjut dia, apa yang menimpa anaknya adalah insiden pertama yang terjadi.

"Alhamdulillah, operasi berjalan lancar, dan anak saya sudah membaik. Biaya rumah sakit ditanggung penuh dan kami juga menerima santunan," kata Sudiri.

Dandim 1409/Gowa, Letkol Inf Heri Kuswanto, menjelaskan korban diduga menemukan benda menyerupai detonator saat membersihkan kebun.

“Kemungkinan saat korban membenturkan benda itu dengan celuritnya, terjadi ledakan kecil. Ledakannya tidak besar, seperti ledakan korek gas, namun cukup untuk melukai tangan korban,” ujar dia pada Senin (28/4/2025).

Akibat ledakan tersebut, Firman mengalami luka serius di tangan kirinya dan langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat sebelum dirujuk ke RS Pelamonia Makassar milik TNI AD.

Operasi segera dilakukan pada malam harinya.

"Korban sudah dioperasi dan semua biaya perawatan ditanggung penuh. Saat ini kondisinya sudah pulih dan telah kembali ke rumah," jelas dia.

Ia mengatakan ledakan diduga berasal dari detonator, bukan granat aktif.

"Kalau itu granat pasti hancur semua badannya berarti ini bukan granat full, bisa jadi itu hanya detonatornya saja yang meletus. Detonator semacam itu pemicu bahan peledak yang itu nanti meledakkan badan granat," ucapnya.

Heri juga menegaskan lokasi kejadian berada di zona militer terlarang yang sudah diberi tanda peringatan.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki kawasan tersebut.

"Kami harap masyarakat mematuhi tanda peringatan. Jika tertulis kawasan latihan tembak atau lempar granat, itu berarti daerah terlarang," tegasnya.

Baca Selanjutnya: Berkebun dekat kawasan latihan militer petani gowa alami luka serius

Pasca kejadian, Dandim Gowa bersama Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman, turut memberikan santunan kepada korban untuk meringankan beban keluarga.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved