Senin, 6 Oktober 2025

Pemain Sirkus dan Kehidupannya

Taman Safari Akui Merawat Balita pada 1997, Asal-usulnya dari OCI, Klaim Telah Disekolahkan

Pihak Taman Safari mengakui menerima penyerahan anak balita dari OCI, namun memastikan telah menyekolahkannya dan memberinya pekerjaan

Editor: Nuryanti
Tangkap Layar Kompas Tv
EKSPLOITASI TAMAN SAFARI - Kasus eksploitasi anak yang melibatkan OCI dan Taman Safari Indonesia kini kembali mencuat setelah lebih dari dua dekade. Foto tangkap Layar Kompas Tv dalam diskusi bersama kuasa hukum Muhammad Soleh atau Cak Soleh dan pihak Taman Safari Barata Mardikoesno pada Sabtu (19/4/2025) Kasus ini telah dilaporkan ke Komnas HAM tahun 1997, kini dilaporkan kembali. 

Cak Sholeh mengatakan, ada sekitar 60 balita yang diambil oleh OCI mulai dari tahun 1970-an.

"Sebanyak 60 balita diambil dari orangtuanya mulai tahun 70-an, dijanjikan akan disekolahkan ke luar negeri, ternyata nggak, justru jadi pemain sirkus, tidak pernah digaji, tidak ada pendidikan."

"Itu diakui dan ada rekomendasi dari Komnas HAM," kata Cak Sholeh.

Kebohongan lain yang diungkap Cak Soleh adalah soal sosok yang mengambil para balita dari orang tuanya.

Adapun sosok tersebut yakni ketiga anak pendiri OCI yang kini melebur menjadi Taman Safari.

Merrka yakni Frans Manansang, Jansen Manansang, dan Tony Sumampau.

"Kemarin di Komisi III Jansen (salah satu anak pendiri OCI) mengatakan 'anak-anak ini diberikan oleh orangtuanya kepada bapak saya. Kontraknya seperti apa saya tidak tahu'."

"Faktanya kita bawa bukti adalah Lisa, Lisa yang ngambil Jansen Manangsang dengan istrinya. Lisa nangis-nangis pengen meluk mamanya, ditarik masuk mobil, dikunci, dibawa. Itu dilakukan bukan oleh Pak Hadi (pendiri OCI), tapi oleh Jansen Manansang," jelas Cak Sholeh.

Bukannya dirawat sebagai anak, mereka justru di pekerjakan sebagai pemain sirkus.

Salah seorang eks pemain OCI, Ida, juga mengaku sudah berada di OCI sejak sekitar usia lima tahun.

"Pertama kali gabung sirkus saya dianggap seperti anak, kurang lebih umur 5 tahun. Menurut cerita saya diserahkan dengan iming-iming akan dijadikan anak," kata Ida.

Namun, ia justru mendapatkan mengalami dan melihat perilaku penyiksaan dan kekerasan.

"Di sirkus saya latihan, dapat kekerasan juga pernah, misalnya dipukul, latihan keras juga memang."

"Kalau disetrum saya pernah lihat, tapi bukan saya. Kalau ada yang nakal biasanya suka nakutin pakai itu juga. Pemukulan ada biasa, kadang pakai tangan atau apa saja yang ada di situ," jelas Ida.

Hingga pada tahun 1989, Ida sempat mengalami kecelakaan dan mengakibatkan dirinya kini lumpuh.

OCI Bantah Ada Penyiksaan

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved