Kamis, 2 Oktober 2025

Pemerintahan Prabowo Gibran

Apa Itu Isu Matahari Kembar Prabowo-Jokowi dan Bagaimana Munculnya?

Kontroversi adanya isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menjadi sorotan. Dari mana isu itu muncul? Berikut ulasannya.

Dok. Setpres
PRABOWO DAN JOKOWI - Presiden Prabowo Subianto mengundang Presiden Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) untuk berbuka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu, (26/3/2025). Isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo mencuat setelah Jokowi masih dipanggil bos oleh sejumlah menteri. 

TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi adanya isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah menjadi sorotan.

Isu matahari kembar mengarah pada dua sosok yakni Presiden Prabowo dan pendahulunya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kontroversi matahari kembar muncul setelah sejumlah tokoh nasional melakukan kunjungan ke rumah Jokowi pada momen Lebaran 2025 lalu.

Saat itu, pernyataan dua menteri Prabowo yang menyebut Jokowi sebagai "bos" mereka memperuncing isu matahari kembar.

Dua menteri tersebut, adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. 

Keduanya datang ke kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah pada Jumat (11/4/2025).

Meski datang secara terpisah, mereka sama-sama menyebut Jokowi sebagai "bos".

"Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya. Saya sehat, beliau sehat dan minta arahan-arahan."

"Banyak sekali, saya harus belajar. Ya kemajuan KKP," ungkap Trenggono kepada awak media saat itu.

Pun dengan Budi Gunadi Sadikin.

"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya."

"Jadi saya sama ibu silaturahmi, mohon maaf lahir dan batin," ujarnya.

Baca juga: Soal Isu Matahari Kembar, Pengamat Sebut Wajar karena Jokowi Berada di Orbit Strategis Kekuasaan

Tanggapan Mardani Ali Sera

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera memberikan tanggapan terkait hal itu.

Mardani mengingatkan, dalam sistem pemerintahan yang demokratis, tidak boleh ada "matahari kembar" yang saling bersaing dalam memimpin negara.

"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," kata Mardani, Jumat (11/4/2025) menekankan pentingnya menjaga kewibawaan Presiden Prabowo sebagai pemimpin tertinggi negara.

Meskipun Mardani meyakini bahwa Prabowo Subianto tidak akan tersinggung dengan kunjungan para menteri ke Jokowi, ia menegaskan bahwa penting bagi jajaran kabinet untuk menjaga kehormatan dan kewibawaan Presiden.

“Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Dan saya pikir, Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi," kata dia.

“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” tandasnya.

Sespimmen Polri Sowan ke Jokowi Pakai Seragam Dinas

JOKOWI DAN SESPIMMEN POLRI - Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 menemui Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Kediaman Jokowi, Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (17/4/2025).
JOKOWI DAN SESPIMMEN POLRI - Peserta Didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 menemui Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Kediaman Jokowi, Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (17/4/2025). (Tangkapan layar Instagram/Sespimmen65)

Isu matahari kembar makin mencuat setelah Jokowi disambangi peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.

Kegiatan tersebut berlangsung di kediaman pribadinya di Sumber, Banjarsari, Solo, pada Kamis (17/4/2025).

Jokowi juga memberikan arahan kepada mereka yang mengenakan seragam dinas.

Diketahui, akun instagram @Sespimmen65 sempat mengunggah video saat pihaknya bertemu dengan Jokowi di Solo.

Namun, pada Sabtu (19/4/2025) sekira pukul 16.00 WIB, unggahan tersebut sudah tidak tersedia. Di sisi lain, pertemuan tersebut lantas menarik perhatian sejumlah pihak.

Pasalnya, saat ini Joko Widodo diketahui merupakan warga sipil dan bukan lagi seorang Presiden.

Dibantah Istana

Pihak Istana Kepresidenan RI melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan, Presiden Prabowo Subianto sama sekali tidak terganggu dengan kunjungan para menterinya yang bersilaturahmi ke kediaman Presiden Jokowi.

Bagi Presiden, kata Prasetyo, kunjungan para menteri ke rumah Jokowi tersebut merupakan bagian dari silaturahmi.

"Enggak, sama sekali tidak (terganggu). Karena bagi beliau semangatnya kan silaturahmi," kata Prasetyo di Wisma Negara, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Ia meminta agar setiap tokoh atau pejabat yang bersilaturahmi ke rumah Jokowi tidak dinilai sebagai adanya 'matahari kembar" alias dua pusat kekuasaan.

Karena bagi Presiden Prabowo, kata dia, merajut silaturahmi merupakan bagian dari upaya memajukan bangsa.

"Tolong jugalah, jangan kemudian diasosiasikan ini ada menteri yang silaturahmi kepada Bapak Presiden Jokowi, kemudian dianggap ada matahari kembar, jangan begitu. Semangatnya sih tidak seperti itu, kita meyakini enggak seperti itu," katanya.

Jokowi Ikut Membantah

Presiden ke-7 RI, Jokowi juga telah menanggapi isu politik soal keberadaan “matahari kembar” di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dengan nada tegas, Jokowi memastikan bahwa dirinya tidak lagi memegang kendali pemerintahan dan sepenuhnya mendukung Presiden Prabowo Subianto sebagai pemimpin tunggal bangsa.

“Kan sudah saya sampaikan bolak-balik, tidak ada matahari kembar. Matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto,” ujar Jokowi di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025) siang.

Hal tersebut, sekaligus menampik tudingan dirinya masih mengambil pengaruh politiknya pasca lengser dari kursi Presiden. 

Baca juga: Rampai Nusantara Tegaskan Tak Ada Matahari Kembar: Presiden Hanya Satu, Pak Prabowo

Prabowo Tak Terganggu

Sementara itu, Ketua MPR sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak terganggu dengan adanya isu 'matahari kembar' di pemerintahan. 

Isu itu menyeruak usai para menteri Prabowo mengunjungi kediaman Jokowi

Sebagian dari mereka bahkan masih ada yang menyebut Jokowi sebagai 'bos'. 

"Presiden Prabowo merasa tidak terganggu dengan adanya menteri-menteri era Pak Jokowi yang juga bersilaturahmi kepada Pak Jokowi," ujarnya di komplek parlemen, Kamis (17/4/2025). 

"Pak Prabowo tidak merasa terganggu dengan situasi itu," tandasnya. 

Muzani menegaskan, kunjungan sejumlah Menteri tersebut sebagai bentuk penghormatan dan juga silaturahmi dalam rangka lebaran.

Menurutnya, para menteri Prabowo yang dulu bekerja sebagai menteri Jokowi justru harus tetap menghormati Presiden ke-7 RI tersebut. 

Lebih lanjut, Muzani menyebut seluruh jajaran Menteri Kabinet Merah Putih memiliki komitmen penuh kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

"Saya kira para menteri yang sekarang memiliki komitmen terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo cukup tangguh, cukup kuat, cukup solid," jelas Muzani.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Chaerul Umam, Taufik Ismail, Igman Ibrahim)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved