HUT Kopassus
HUT ke-73 Kopassus 2025: Sejarah, Tema dan Logo
Sejarah, tema, dan logo HUT ke-73 Kopassus 2025, bertepatan dengan sejarah dan kiprah perjuangan pasukan khusus TNI ini sejak pertama kali dibentuk.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejarah, tema, dan logo HUT ke-73 Kopassus 2025.
Hari Ulang Tahun Komando Pasukan Khusus (HUT Kopassus) diperingati setiap tanggal 16 April, yang tahun ini jatuh pada hari ini, Rabu (16/4/2025).
Peringatan HUT ke-73 Kopassus 2025 bertepatan dengan sejarah dan kiprah perjuangan pasukan khusus TNI ini sejak pertama kali dibentuk.
Melalui HUT ke-73 Kopassus 2025, Kopassus ingin juga mengumumkan logo dan tema peringatan tahun ini.
Lantas bagaimana awal mula adanya dibentuknya Kopassus?
Simak sejarah tema dan logo HUT ke-73 Kopassus 2025, sebagai berikut.
Sejarah HUT ke-73 Kopassus 2025
Melansir situs resmi Kopassus, HUT ke-73 Kopassus 2025 bertepatan dengan tanggal dibentuknya Kopassus pada 16 April 1952.
Tepat pada tanggal tersebut dibentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal Kopassus melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52.
Hal ini berawal dari munculnya pemberontakan di Maluku oleh sekelompok orang yang mengatas namakan diri sebagai Republik Maluku Selatan (RMS) pada Juli 1950.
Pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, setelah Pimpinan Angkatan Perang RI segera mengerahkan pasukan.
Namun, dalam peristiwa penumpasan RMS tersebut, banyak pasukan TNI yang gugur.
Baca juga: 15 Link Twibbon HUT ke-73 Kopassus 2025, Beserta Cara Membuatnya dan Cocok Dipakai di Medsos
Maka setelahnya dilakukan pengkajian pada beberapa pertempuran, disimpulkan bahwa musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Hal tersebut karena semangat pasukan musuh yang lebih tinggi dan perlengkapannya lebih lengkap disertai taktik, gerakan perorangan, dan pengalaman tempur yang baik didukung oleh kemampuan tembak tepat.
Lalu, Letkol Slamet Riyadi mempelopori pembentukan suatu satuan prajurit yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran, sekalipun di medan yang berat.
Namun, Letkol Slamet Riyadi gugur dalam suatu pertempuran di kota Ambon dan gagasan itu dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.