Senin, 29 September 2025

Dokter PPDS Rudapaksa Anak Pasien

Atalia Soroti Faktor Relasi Kuasa di Berbagai Kasus Kekerasan Seksual

Atalia Praratya menyoroti kasus tindak pidana kekerasan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, termasuk di RSHS Bandung.

|
Tangkap Layar YouTube Kompas TV
ATALIA SOROTI KASUS - Anggota DPR RI Komisi VIII, Atalia Praratya dalam konferensi pers pada Sabtu (12/4/2025). Atalia menyoroti kasus tindak pidana kekerasan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir dipengaruhi faktor relasi kuasa. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR RI Komisi VIII, Atalia Praratya menyoroti kasus tindak pidana kekerasan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil itu menyebut adanya faktor relasi kuasa dalam kasus kekerasan seksual, termasuk kasus pemerkosaan keluarga pasien oleh Priguna Anugerah Pratama (PAP). dokter residen di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

"Saya dari Komisi VIII hari ini juga turut serta mengecam ya terkait dengan tindakan yang dilakukan ini, kita melihat ini adalah relasi kuasa," ungkap Atalia pada konferensi pers, Sabtu (12/4/2025).

Kata Atalia, kasus-kasus kekerasan seksual sangat marak terjadi dan muncul ke permukaan.

"Kita tahu bahwa ini fenomena gunung es, yang muncul adalah mereka-mereka yang berani speak up," ujarnya.

Mengutip data Komnas Perempuan tahun 2022, Atalia menyebut sekitar 60 persen korban kasus tindakan kekerasan tidak berani untuk melapor dan harus menjadi perhatian khusus.

"Kasus-kasus belakangan ini begitu bermunculan ya dari mulai ini tercatat kasus guru besar UGM ini 
diberhentikan karena terbukti melecehkan banyak mahasiswinya."

"Kemudian kasus pesantren Jombang, jadi ini antara relasi kuasa antara kiai dengan santrinya, kemudian Kapolres Ngada begitu, ini seseorang yang dianggap atau institusi yang dianggap mampu untuk melindungi warga masyarakat justru menjadi predator bagi anak-anak kecil gitu ya," ujarnya.

"termasuk yang terakhir ini adalah yang muncul ke permukaan yaitu dokter residen Unpad spesialis ya, PAP yang kita sebut seperti itu," ungkap Atalia.

Lebih lanjut, Atalia mengapresiasi dan bersyukur atas perhatian penuh terkait perlindungan khususnya pada perempuan dan anak.

"Saya bersyukur juga berterima kasih kepada semua pihak yang bekerja keras sehingga membuat proses dari
mulai terjadinya kasus ini sampai dengan hari ini terlihat lancar," ungkapnya.

Baca juga: Saksi Bisu Aksi Rudapaksa Dokter PPDS Priguna, Pelaku Ajak Korban ke Gedung MCHC RSHS, lalu Dibius

Atalia mengapresiasi berbagai pihak, termasuk RSHS yang dinilai sangat responsif membantu proses pelaporan korban kepada pihak kepolisian.

"Mereka juga berkomitmen menjaga kerahasiaan, saya kira ini penting sekali sampai hari ini kita bisa menjaga korban sehingga tidak terganggu secara psikisnya, karena untuk menyelesaikan traumanya saja yang bersangkutan masih butuh waktu," ungkap Atalia.

Atalia juga mengapresiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang langsung membekukan program pendidikan spesialis untuk melakukan evaluasi.

"Termasuk mencabut izin praktik dokter yang bersangkutan," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan