Senin, 29 September 2025

Mabes Polri Selidiki Ajudan Kapolri yang Bertindak Represif Terhadap Jurnalis di Semarang

Mabes Polri mulai selidiki kasus dugaan intimidasi dan pemukulan jurnalis oleh ajudan Kapolri di Semarang, Jateng.

TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KEKERASAN JURNALIS - Tampang ajudan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang memukul kepala jurnalis dan mengancam menempeleng satu per satu jurnalis di Semarang pada Sabtu (5/4/2025) sore. Mabes Polri mulai selidiki kasus dugaan intimidasi dan pemukulan jurnalis oleh ajudan Kapolri di Semarang, Jateng. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri sangat menyesalkan dugaan tindakan represif yang dilakukan ajudan Kapolri terhadap jurnalis di Semarang, Jateng.

Hal itu disampaikan Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangan Senin (7/4/2025).

"Memang situasi di lapangan cukup ramai, namun seharusnya ada SOP yang mestinya bisa dijalankan tanpa tindakan secara fisik maupun verbal," kata Trunoyudo.

Dia menuturkan bahwa Polri akan menyelidiki insiden tersebut.

Apabila ditemukan adanya pelanggaran, tentu Polri tidak akan segan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Saat ini kami sedang menanyakan kepada tim yang saat itu ada di lokasi," imbuhnya.

Trunoyudo menyebut, pers merupakan mitra Polri yang harus saling bekerja sama. 

"Kami berharap insiden ini tidak terulang dan kemitraan kami dengan pers akan terus kami jaga dan diperbaiki agar bisa lebih baik lagi dalam melayani masyarakat," pungkasnya.

Baca juga: Diduga Pukul dan Dorong Jurnalis di Semarang, Ajudan Kapolri: Kalian Pers, Saya Tempeleng Satu-satu

Kejadian tersebut berlangsung saat Kapolri meninjau arus balik Lebaran 2025 di Stasiun Tawang, Kota Semarang, pada Sabtu (5/4/2025) sore.

Peristiwa bermula ketika Kapolri mendatangi salah satu penumpang yang duduk di kursi roda di dalam area stasiun. 

Sejumlah jurnalis dari berbagai media, termasuk pewarta foto dan tim humas dari sejumlah lembaga, tengah meliput dan mengambil gambar dari jarak yang wajar.

Namun, situasi mendadak berubah tegang ketika salah satu ajudan Kapolri meminta para jurnalis untuk mundur. 

Bukan dengan permintaan halus, ajudan tersebut justru mendorong para jurnalis dan humas secara kasar.

 

Pemukulan Pewarta Foto

Merasa situasi tidak kondusif, seorang pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar, memilih menjauh dan berpindah ke sekitar peron. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan