Selasa, 30 September 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Tewaskan Seorang Guru, Serangan OPM di Yahukimo Papua Pegunungan Tak Dapat Dibiarkan

Pemerintah dan aparat keamanan menegaskan negara tidak akan tinggal diam terkait penyerangan yang dilakukan OPM di Distrik Anggruk, Yahukimo.

Tribun-Papua.com/Istimewa
SERANGAN OPM - Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan penyerangan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025). Serangan ini mengakibatkan seorang guru meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah dan aparat keamanan menegaskan negara tidak akan tinggal diam terkait penyerangan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025).

Serangan OPM tersebut diketahui mengakibatkan seorang guru bernama Rosalina gugur dan sejumlah lainnya luka-luka.

Komandan Satgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letnan Kolonel Infanteri Gustiawan mengungkapkan bahwa operasi penyelamatan dilakukan dalam kondisi yang sangat berisiko.

"Kami menghadapi ancaman serius dari kelompok bersenjata, namun berkat koordinasi yang solid, para korban berhasil dievakuasi dengan aman," ujarnya dalam keterangan, Minggu (23/3/2025).

OPM membakar gedung sekolah SD YPK Anggruk dan merusak rumah guru serta puskesmas.

Korban luka berat dalam serangan ini antara lain Vidi, Cosmas, dan Tari, sedangkan Vanti, Paskalia, dan Irmawati mengalami luka ringan.

Semua korban dievakuasi ke Bandara Dekai, Kabupaten Yahukimo, guna mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

Sementara itu Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto mengecam keras aksi OPM yang terus menebar teror di Papua.

"Serangan ini adalah tindakan biadab yang tidak bisa ditoleransi."

"Aparat keamanan akan memburu dan menangkap para pelaku untuk mempertanggungjawabkan kejahatan mereka," tegasnya.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Candra Kurniawan turut mengecam tindakan OPM yang menyerang warga sipil tak bersalah.

Baca juga: Komisi X DPR Kecam Keras Pembunuhan Guru dan Nakes di Papua yang Dilakukan OPM

"Guru-guru ini datang untuk mengabdi bagi pendidikan di Papua."

"OPM telah melakukan kejahatan yang tidak bisa dimaafkan dan harus mendapat hukuman setimpal," ungkapnya.

Klaim OPM dan Keterangan Bupati Yahukimo

Sebelumnya, tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku bertanggung jawab atas insiden penyerangan dan pembakaran SD YPK Anggruk di Distrik Anggruk, Jumat.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom membenarkan pihaknya memerintahkan penyerangan tersebut dan telah mengeksekusi para korban.

Pihaknya juga membakar bangunan yang mereka sebut sebagai rumah agen intelijen. 

"Kami bertanggung jawab atas penyerangan ini dan kami telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumah-rumah agen intelijen," ujar Sebby Sambom, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari Kompas.com

Menurut Sebby Sambom, mereka yang menjadi sasaran dianggap sebagai bagian dari aparat atau agen negara yang bekerja di wilayah Papua. 

"Memang sudah kami perintahkan untuk mengeksekusi, karena semua itu aparat," lanjutnya. 

Pernyataan OPM terkait jumlah korban dibantah Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, Minggu (23/3/2025).

"Kami sudah tanya wakil bupati langsung  yang turun ke lokasi. Informasi terakhir yang kami dapat adalah satu meninggal dunia dan tiga luka berat dan tiga luka ringan," kata Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, Minggu (23/3/2025).

Yahuli juga mengklarifikasi berita yang beredar sebelumnya mengenai enam orang guru dan tenaga kesehatan yang tewas akibat penyerangan KKB. 

"Sebelumnya kalau ada enam atau tujuh guru dan nakes meninggal dunia, semuanya terbantahkan. Kebenarannya seperti itu, setelah dilakukan evakuasi di Distrik Anggruk," katanya.

Pihaknya juga telah melakukan evakuasi terhadap tujuh korban menggunakan lima pesawat sipil dan tiga helikopter TNI.

"Kami sudah masuk di lokasi dan melakukan penanganan darurat," ucap Yahuli.

Selain itu, 42 guru kontrak dan tenaga kesehatan berhasil dievakuasi ke Jayapura pada Minggu.

Yahuli prihatin atas kejadian tersebut. Ia juga mendoakan korban.

"Sebagai kepala daerah kami menyampaikan prihatin dan turut berduka sangat mendalam untuk 1 tenaga guru yang meninggal dunia. Kiranya jasa dan pelayanannya dapat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan dapat penguatan dari Tuhan," katanya.

Serangan yang dilakukan oleh OPM diduga dipicu oleh permintaan uang kepada masyarakat.

Dalam kejadian tersebut, terdapat 20 anggota OPM yang dilengkapi senjata api. Sementara itu, di Distrik Anggruk tidak terdapat kehadiran aparat keamanan, baik dari TNI maupun Polri.

Saat ini, aparat masih terus mencari pelaku dan memperketat patroli di area rawan untuk mencegah peristiwa serupa terjadi kembali.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Bupati Yahukimo Klarifikasi Korban Meninggal Hanya 1, Bukan 6 Atau 7 Orang

(Tribunnews.com/Gilang, Falza, Fersianus Waku) (Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan