Rabu, 1 Oktober 2025

Gelar Doktor Bahlil Lahadalia

Respons JATAM usai Dicatut dalam Disertasi Bahlil tapi Menteri ESDM Cuma Disanksi Perbaikan

JATAM menilai keputusan perbaikan disertasi Bahlil oleh UI ada konflik kepentingan. Rektor dan Ketua MWA punya kepentingan soal bisnis tambang.

|
Dokumentasi
DISERTASI BAHLIL DIPERBAIKI - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia saat sidang terbuka promosi doktor yang digelar oleh Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI, Depok pada Rabu (16/10/2024). JATAM menilai keputusan perbaikan disertasi Bahlil oleh UI ada konflik kepentingan. Rektor dan Ketua MWA punya kepentingan soal bisnis tambang. 

TRIBUNNEWS.COM - Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) memberi tanggapan terkait disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang oleh Universitas Indonesia (UI) hanya diminta diperbaiki alih-alih dibatalkan.

Juru Kampanye JATAM, Alfarhat Kasman menganggap pemberian sanksi terhadap Bahlil tersebut menjadi wujud kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.

Dia mengatakan seharusnya disertasi Bahlil dibatalkan sebagai wujud pertanggung jawaban UI terhadap masyarakat Indonesia.

"Apa yang dilakukan oleh UI dengan hanya memberi sanksi perbaikan atas pelanggaran yang dilakukan oleh Bahlil Lahadalia selaku Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, merupakan tindakan kejahatan yang sesungguhnya yang tidak bisa dimaafkan."

"Disertasi Bahlil Lahadalia seharusnya dibatalkan sebagai pertanggung jawaban UI terhadap masyarakat Indonesia," kata Kasman kepada Tribunnews.com, Jumat (7/3/2025).

Kasman juga menilai keputusan ini sarat akan conflict of interest atau konflik kepentingan.

Dia mencontohkan seperti Yahya Cholil Staquf yang diduga memiliki kepentingan terkait bisnis tambang lantaran dirinya merupakan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU).

Sementara, dalam konteks di UI, Yahya merupakan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI sehingga memiliki wewenang terkait keputusan dalam penjatuhan sanksi terhadap Bahlil.

"Selama Bahlil Lahadalia menjabat sebagai Menteri ESDM ada begitu banyak keuntungan yang didapatkan dari dua entitas ini."

"Mulai dari ormas keagamaan diberi konsesi tambang yang mana organisasi pimpinan Yahya Cholil telah menerima konsesi eks PKP2B milik KPC," tegas Kasman.

Senada dengan Yahya, Kasman juga menganggap rektor UI, Heri Hermansyah memiliki kepentingan terkait bisnis tambang usai adanya revisi UU Minerba yang mana perguruan tinggi menjadi penerima manfaat dari pengelolaan pertambangan.

Sebagai informasi, dalam UU Minerba terbaru, perguruan tinggi sebagai penerima manfaat tertuang dalam pasal 51A yang berbunyi:

“Dalam rangka meningkatkan kemandirian dan keunggulan perguruan tinggi, Pemerintah Pusat memberikan WIUP Mineral logam dengan cara prioritas kepada BUMN, badan usaha milik daerah, atau badan usaha swasta untuk kepentingan perguruan tinggi."

Selain itu, tertuang pula dalam Pasal 60A terkait perguruan tinggi sebagai penerima manfaat pengelolaan tambang yang berbunyi:

“Dalam rangka meningkatkan kemandirian dan keunggulan perguruan tinggi, Pemerintah Pusat memberikan WIUP Batubara dengan cara prioritas kepada BUMN, badan usaha milik daerah, atau badan usaha swasta untuk kepentingan perguruan tinggi."

Kasman juga menilai promotor dan co-promotor disertasi Bahlil merupakan sindikat kejahatan intelektual.

Lebih lanjut, dia menganggap UI saat ini hanya menjadi alat kekuasaan saja.

"Berkali-kali, kita dipertontonkan bagaimana Lembaga akademik sebesar UI menjadi alat kekuasaan yang mengkompromikan dan mendistribusikan praktik kecurangan," pungkasnya.

JATAM Sebut Disertasi Bahlil Hasil Joki, Ada Peneliti UI Wawancara 

JATAM sebelumnya mengaku dicatut dalam disertasi Bahlil dan disebut hasil penelitian Ketua Umum Golkar itu hasil joki.

Kasman menyebut hal tersebut dapat dibuktikan ketika pihaknya diwawancarai oleh seseorang yang mengaku sebagai peneliti Lembaga Demografi UI bernama Izmi Azkya.

Izmi, kata Kasman, mengaku pertemuannya dengan JATAM untuk kebutuhan disertasinya.

Namun, Kasman menyebut ternyata segala keterangan dari JATAM digunakan untuk kebutuhan disertasi Bahlil.

"Kami secara tegas mengatakan disertasi Bahlil tidak murni dikerjakan oleh Bahlil sendiri. Faktanya sudah ada, ketika Ismi Azkya datang menemui kami untuk kepentingan penelitian dan dia mengatakan untuk kepentingan penelitian pribadi."

"Tapi, nyatanya keterangan-keterangan yang kami sampaikan persis dengan apa yang dikutip dalam disertasi Bahlil," kata Kasman kepada Tribunnews.com pada 13 November 2024 lalu.

Kasman juga menyebut saat dirinya mengonfirmasi terkait keterangan JATAM dicatut dalam disertasi Bahlil, dia mengungkapkan nomor teleponnya langsung diblokir oleh Ismi.

"Selain itu, kami tidak pernah menerima permintaan wawancara penelitian secara resmi dari Bahlil itu sendiri," tegasnya.

UI Putuskan Disertasi Bahlil Diperbaiki

UI telah memutuskan terkait nasib disertasi dan gelar doktor yang diberikan kepada Bahlil.

Adapun keputusannya yaitu Bahlil diminta untuk memperbaiki disertasinya.

"Di pertemuan terbatas empat organ UI, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan (revisi atau perbaikan)," ujar rektor UI, Heri Hermansyah dalam konferensi pada Jumat siang di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta Pusat.

Heri mengungkapkan pembinaan akan dilakukan tak hanya kepada Bahlil, tetapi juga promotor, co-promotor, direktur, dan kepala program studi.

"Pembinaan dilakukan sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan, proporsional, secara obyektif," ucapnya. 

Heri melanjutkan, pembinaan dilakukan, mulai dari penundaan kenaikan pangkat, untuk jangka waktu tertentu. 

"Pembinaan permohonan maaf pada sivitas akademik UI dan juga peningkatan kualitas disertasi serta publikasi ilmiah," ucapnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved