Minggu, 5 Oktober 2025

Komentari Tagar Kabur Aja Dulu, PSI: Silakan Merantau ke Luar Negeri, Tapi Bukan karena Hasutan

Andy mengatakan sejumlah kajian beberapa lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Nitis Hawaroh
BANDARA SOEKARNO-HATTA - ILUSTRASI Suasana di terminal keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, belum lama ini. Terkini, ramai tagar Kabur Aja Dulu di media sosial dan direspons Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman, mengatakan sah-sah saja jika ada warga negara Indonesia yang ingin pergi bekerja di luar negeri seperti diekspresikan tagar #kaburajadulu.

Meski begitu, dirinya meminta agar keputusan tersebut penuh dengan perhitungan.

“Tidak ada salahnya merantau ke luar negeri untuk bekerja, menambah wawasan dan pengalaman. Berangkatlah dengan penuh perhitungan, termasuk memahami dengan baik situasi di negara tujuan. Tapi kalau pergi karena keliru menilai keadaan negeri sendiri atau termakan hasutan pihak tak bertanggung jawab, ya kami menyayangkan,” kata Andy melalui keterangan tertulis, Selasa (25/2/2025).

Andy mengatakan sejumlah kajian beberapa lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat di kisaran 3 persen hingga 2026.

Pada 2024, di beberapa negara seperti Jepang, bahkan tidak sampai 1 persen.

“Sementara, di tengah situasi global yang cukup menantang tersebut, perekonomian Indonesia 2024 tumbuh mantap di kisaran 5 persen. Kita tahu semakin tinggi angka pertumbuhan ekonomi sebuah negara, semakin tinggi kemampuan menyerap tenaga kerja,” ungkap Andy.

Dirinya mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus berinovasi. Salah satunya dengan membentuk Danantara Indonesia.

“Dengan keberadaan Danantara, akan tumbuh lapangan-lapangan kerja baru dari investasi program strategis yang selama ini belum terwujud. Misalnya di bidang infrastruktur dan energi terbarukan,” kata Andy.

Juga perlu diperhatikan situasi di sejumlah negara yang pemerintahan dan warganya kurang bersahabat dengan pendatang. Lihat saja, misalnya, kebijakan Presiden Donald Trump. 

“Jadi intinya, persiapan yang matang dan cermat. Kalau cuma mengikuti emosi sesaat karena hasutan sejumlah pihak, lebih baik jangan,” kata Andy. 

Diberitakan sebelumnya, tren ajakan Kabur Aja Dulu atau #KaburAjaDulu tengah viral di media sosial dan disuarakan para generasi muda.

Tren Kabur Aja Dulu muncul untuk menyuarakan agar generasi muda mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved