Minggu, 5 Oktober 2025

PKB Soroti Penghapusan Lagu Sukatani: Kebebasan Berekspresi Harus Dilindungi

Waketum (PKB) Muhammad Aji Pratama, menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dalam seni harus tetap dijaga. 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
HO/Dokumentasi Pribadi
PENGHAPUSAN LAGU SUKATANI - Wakil Ketua Pengurus Harian DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhammad Aji Pratama, menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dalam seni harus tetap dijaga. Hal itu disampaikannya menyoroti kasus penghapusan lagu Sukatani berjudul 'Bayar Bayar Bayar' dari berbagai platform digital. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Pengurus Harian DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Aji Pratama, menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dalam seni harus tetap dijaga. 

Hal itu disampaikannya menyoroti kasus penghapusan Lagu Sukatani berjudul 'Bayar Bayar Bayar' dari berbagai platform digital.

Pasalnya penarikan Lagu Sukatani menimbulkan tanda tanya besar di tengah publik, karena diduga ada tekanan di balik keputusan tersebut, mengingat lirik lagu mereka mengangkat kritik sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Aji mengingatkan bahwa musisi dan seniman memiliki peran penting dalam menyuarakan kegelisahan publik, dan tidak seharusnya menghadapi intimidasi atau tekanan dalam bentuk apa pun.

“Kami tidak ingin berspekulasi tentang apa yang terjadi di balik penghapusan lagu ini, tapi yang jelas, peristiwa ini menunjukkan bahwa masih ada ketakutan dalam menyuarakan kritik melalui seni. Padahal, demokrasi yang sehat justru harus memberi ruang bagi ekspresi masyarakat,” kata Aji kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Dia menambahkan bahwa jika ada pihak yang keberatan terhadap sebuah karya seni, cara yang paling sehat adalah melalui dialog, bukan dengan langkah-langkah yang justru mempersempit kebebasan berkarya.

“Kritik dalam seni itu wajar. Kalau ada yang tidak setuju, harusnya dibantah dengan argumen, bukan dihapus begitu saja. Jangan sampai masyarakat melihat ini sebagai bentuk pembungkaman, karena justru itu yang akan memperburuk kepercayaan publik terhadap kebebasan berekspresi di negeri ini,” ucapnya.

Lebih lanjut, Aji mendorong semua pihak, termasuk aparat dan pemangku kebijakan, untuk memastikan bahwa ruang kebebasan berekspresi tetap terjaga.

“Kita harus pastikan bahwa seniman tidak hidup dalam ketakutan saat berkarya. Kalau kritik mulai dianggap sebagai ancaman, berarti ada sesuatu yang salah dalam cara kita bernegara,” ucapnya.

PKB akan terus mengawal isu ini dan memastikan bahwa kebebasan berkesenian tetap menjadi bagian dari demokrasi Indonesia.

“Seni adalah cerminan realitas. Kalau cerminnya dipecahkan, bukan berarti masalahnya hilang. Justru yang perlu kita lakukan adalah bercermin lebih baik,” pungkas Aji.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved