Jumat, 3 Oktober 2025

Tagar ‘KaburAjaDulu’ Ramai, Said Iqbal Sebut Perlawanan Anak Muda Terhadap Minimnya Lapangan Kerja

Said Iqbal menilai kampanye tanda pagar #KaburAjaDulu di media sosial merupakan bentuk perlawanan anak muda.

Tribunnews.com/Fransiskus A
SAID IQBAL - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat mengikuti aksi unjuk rasa di Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (30/1/2025). Said Iqbal menilai kampanye tanda pagar #KaburAjaDulu di media sosial merupakan bentuk perlawanan anak muda.(Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menilai kampanye tanda pagar #KaburAjaDulu di media sosial merupakan bentuk perlawanan anak muda karena minimnya lapangan pekerjaan di Indonesia.

“Kabur Aja Dulu itu adalah perlawanan oleh kaum muda, oleh anak-anak muda yang sudah sekolahnya mahal, capek-capek belajar. Tiba-tiba begitu memasuki dunia kerja setelah lulus, lapangan pekerjaan tidak tersedia,” kata Said Iqbal kepada awak media di Jakarta, Senin (17/2/2025).

Baca juga: Ramai Tagar ‘KaburAjaDulu’, Wamenaker: Mau Kabur, Kabur Saja, Kalau Perlu Jangan Balik

Perlawanan itu, kata dia, minimal karena informasi bursa tenaga kerja yang lemah. Ia lalu mempertanyakan peran dari Kementerian Ketenagakerjaan.

“Kemenaker kemana saja? Maka mereka (anak muda) mencari pekerjaan ke luar negeri, beberapa negara memang kekurangan tenaga kerja,” terangnya.

“Malaysia saja, untuk industri tertentu, kekurangan tenaga kerja. Singapura juga sudah mulai kekurangan tenaga kerja. Jepang sudah mulai membuka (lapangan pekerjaan). Korea Selatan sudah membuka. Eropa dan bahkan di Amerika, sepanjang mereka legal, kesempatan kerja lebih tinggi,” jelasnya.

Bekerja di luar negeri, kata Said Iqbal, tentunya upahnya juga lebih tinggi.

“Upah kita terlalu murah buat kawan-kawan yang kerja lulusan sarjana. Orang lulus S1, UI, ITB, IPB, UGM, upahnya minimum. Kan kurang ajar. Sekolahnya sudah capek. Apalagi yang swasta,” terangnya.

Atas fenomena #KaburAjaDulu, ditegaskannya bahwa ini merupakan sebuah perlawanan.

“Perlawanan secara diam-diam oleh netizen dan anak muda terhadap negara yang tidak berpihak kepada mereka dalam penyediaan lapangan kerja,” jelasnya.

Kemenaker Tidak Peduli Tren #KaburAjaDulu

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebeneze (Noel) enggan merespons soal tagar #KaburAjaDulu di media sosial yang mendorong warga negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di luar negeri.

Noel menekankan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan tidak memperdulikan tagar atau seruan itu.

Baca juga: Ramai Tagar KaburAjaDulu di Media Sosial, Menaker: Semangatnya Bukan Kabur Sebenarnya

Dikutip dari Kompas.com, keterangan ini disampaikan Noel di Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Jakarta, Senin (17/2/2025).

Noel menanggapi hal tersebut sambil tertawa, dirinya mempersilahkan kepada WNI yang ingin berkarir di luar negeri untuk tidak perlu kembali ke Indonesia.

“Mau kabur, kabur saja lah. Kalau perlu jangan balik lagi, hihihi,” ungkap Noel di Kantor Kemendes PDT, Jakarta, Senin (17/2/2025), seraya tertawa.

Dirinya menekankan kementerian mengabaikan hashtag tersebut.

“Hashtag-hashtag enggak apa-apa lah, masa hashtag kita peduliin?” ujar Noel.

Ia juga menilai, munculnya hashtag #KaburAjaDulu menjadi tantangan bagi pemerintah untuk dapat menciptakan pekerjaan yang lebih baik bagi WNI.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved