Pagar Laut 30 Km di Tangerang
Kades Kohod Bantah Berdebat dengan Menteri Nusron Wahid, Arsin Singgung soal Gaya Bahasa Betawinya
Kades Kohod, Arsin membantah terlibat perdebatan dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid saat sedang melakukan peninjauan di Desa Kohod.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Desa Kohod, Arsin buka suara terkait dirinya yang disebut berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid beberapa waktu lalu.
Melalui pengacaranya, Yunihar Arsyad, Arsin membantah bahwa dirinya saat itu berdebat dengan Nusron Wahid.
Yunihar mengatakan, saat itu tidak terjadi perdebatan sama sekali dengan Menteri ATR/BPN itu.
Namun mugkin orang mengira ada perdebatan karena gaya bahasa Arsin yang keturunan Betawi, Pantura, sehingga intonasinya terdengar tinggi seperti orang berdebat.
Terlebih saat itu Arsin bertemu Nusron Wahid di pinggir laut.
"Sebetulnya tidak terjadi perdebatan, gaya bahasa beliau yang keturunan Betawi, Pantura, tentu intonasinya seperti berdebat, apalagi kondisinya di pinggir laut," kata Yunihar, dilansir Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).
Lebih lanjut Yunihar menyebut bahwa saat itu Arsin tengah menjelaskan kepada Nusron Wahid soal wilayah Kohod yang menurut Arsin pernah mengalami abrasi.
Saat itu Arsin merasa mengetahui wilayah Kohod karena ia menjabat sebagai Kades, sehingga ia mencoba memberikan penjelasan kepada Nusron Wahid.
"Karena beliau mengetahui kewilayahannya, itu menyampaikan apa yang beliau ketahui," imbuh Yunihar.
Yunihar menambahkan, pesisir pantai Kohod memang pernah terkena abrasi.
Oleh karena itu, Arsin menyampaikan kepada Nusron bahwa wilayah daratan Kohod yang terkena abrasi merupakan lahan empang.
"Nah, itulah kemudian yang beliau sampaikan, tapi kemudian teman-teman media framing bahwa ada perdebatan. Saya kira sah-sah saja, pada kesempatan ini kami sampaikan tidak ada perdebatan itu," terang Yunihar.
Baca juga: Terungkap Keberadaan Kades Arsin saat Disebut Hilang, Selalu Tinggal di Desa Kohod, Kini Akui Sakit
Arsin Debat dengan Menteri Nusron Wahid
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid sempat terlibat debat dengan Kepala Desa Kohod, Arsin perihal dokumen kepemilikan di area pagar laut.
Perdebatan terjadi saat Menteri Nusron melakukan peninjauan di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang pada Jumat (24/1).
Kunjungan Nusron ke Desa Kohod ini untuk memastikan sertifikat tanah baik Sertifikat Hak Milik (SHM) ataupun Hak Guna Bangunan (HGB) yang terdaftar milik PT Cahaya Intan Sentosa dan PT Intan Agung Makmur itu.
Nusron juga tampak ditemani Kepala Desa Kohod, Arsin saat melakukan peninjauan tersebut.
Nusron menegaskan, pihaknya telah membatalkan sertifikat HGB milik PT Intan Agung Makmur (IAM).
Meskipun kata dia, sempat terjadi perdebatan dengan Kades Arsin, terkait keberadaan HGB di area pagar laut.
Nusron mengatakan, perdebatan berkutat pada pernyataan Arsin yang menyebut bahwa dahulunya, titik pagar laut yang terdapat sertifikat HGB itu, merupakan daratan, kemudian tertutup air laut setelah terimbas abrasi.
Meski begitu, Nusron mengaku tetap membatalkan SHGB itu, lantaran saat ini, fisik tanahnya telah hilang.
Sehingga kata Nusron, jika tanah sudah tidak bisa dilihat fisiknya, maka dikategorikan sebagai tanah musnah.
Baca juga: Kepala Desa Kohod Mengaku Korban Pembuatan SHGB dan SHM Pagar Laut: Kurang Pengetahuan
"Mau Pak Lurah bilang empang. Nah yang jelas secara faktual material, tadi kita lihat sama-sama fisiknya udah nggak ada tanahnya," kata Nusron kepada awak media.
"Karena udah nggak ada tanahnya, saya nggak mau debat soal masalah garis pantai apa nggak mau itu dulu. Itu toh kalau dulunya empang, kalau yang di sono tadi, karena udah nggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah," sambungnya.
Nusron menambahkan, pada peninjauan kali ini pihaknya juga turut membatalkan 50 bidang tanah yang memiliki sertifikat HGB dan SHM, di area tersebut.
"Satu satu, dicek satu-satu. Karena pengaturannya begitu. Ini aku belum tahu ada berapa itu yang jelas Hari ini ada lah. Kalau sekitar 50-an ada kali," ungkapnya
Baca juga: Kades Kohod Arsin: Sakit dan Turun Berat Badan di Tengah Kontroversi
Kades Kohod Muncul ke Publik, Minta Maaf dan Mengaku Dirinya Korban
Kades Kohod, Arsin meminta maaf atas kegaduhan kasus pagar laut di Tangerang, Banten.
Arsin muncul di hadapan para wartawan setelah selama ini keberadaannya banyak dipertanyakan.
Arsin tampil mengenakan baju putih dipadu peci hitam.
Dalam kesempatan tersebut Arsin mengatakan segala kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod buntut munculnya kasus pagar laut tak pernah dia harapkan.
Dia pun meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegaduhan yang telah terjadi.
"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku Kepala Desa. Atas kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kami harapkan," kata Arsin kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).
Baca juga: Arsin Kades Kohod: Sempat Mengaku Buat Surat Izin Palsu, Kini Klaim Jadi Korban
"Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maaf. Saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod. Dan serta seluruh warga negara Indonesia," lanjut dia.
Arsin juga mengaku dalam kasus pagar laut Tangerang dirinya turut menjadi korban dari perbuatan pihak lain.
Dia menilai, hal itu terjadi akibat dari ketidak hati-hatian dirinya dalam melakukan pelayanan publik di Desa Kohod.
"Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ketidak hati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod," ungkapnya.
Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Tinjau Pagar Laut di Pakuhaji Tangerang, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Batalkan 50 SHGB dan SHM.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Adi Suhendi)(Tribun Tangerang/Nurmahadi)(Kompas.com/Acep Nazmudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.