Senin, 29 September 2025

Efisiensi Anggaran Pemerintah

Istana Bantah Kebijakan Efisiensi Anggaran Picu Gelombang PHK

Hasan membantah bahwa kebijakan efisiensi telah menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Penulis: Taufik Ismail
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi melakukan wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025). Hasan Nasbi menjelaskan soal kebijakan efisiensi Presiden Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan soal kebijakan efisiensi Presiden Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025.

Hasan membantah bahwa kebijakan efisiensi telah menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca juga: Efisiensi Anggaran, Menpora: Kami Hanya Turunkan Cabor Prioritas di SEA Games 2025, Tidak Jor-Joran

Menurutnya apabila ada tenaga kontrak habis masa kontraknya dan tidak diperpanjang, hal itu bukan merupakan PHK karena efisiensi.

 “Kalau orang selesai kontraknya, jangan bilang itu PHK karena efisiensi. Kalau orang selesai proyeknya dan kemudian tidak dilanjutkan, karena memang sudah selesai. Tanpa ada kebijakan efisiensi pun orang bisa selesai kontraknya. Kalau PHK karena efisiensi, dijamin itu tidak ada,” kata Hasan dikutip dari siaran pers PCO, Kamis (13/2/2025).

Menurut Hasan Presiden Prabowo Subianto sangat detail memperhatikan hingga hal-hal terkecil dalam memutuskan suatu kebijakan.

Termasuk kebijakan yang mendasari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025.

Baca juga: Efisiensi Anggaran Kemendag Rp812,1 Miliar atau 38,88 Persen dari Total Pagu Rp1,85 Triliun

“Istilahnya itu God is in the details, dari memperhatikan hal-hal kecil, dapat dihasilkan sesuatu yang besar. Presiden memeriksa secara detail satuan-satuan belanja dalam APBN, bahkan sambil bercanda bilang beliau memeriksanya sampai satuan sembilan. Jadi sangat detail dan kemudian ditemukan lemak-lemak belanja dalam APBN kita,” kata Hasan.

Menurut Hasan penyisiran yang dilakukan Presiden mendapati cukup banyak belanja barang dan modal yang tidak substansial. Belanja-belanja itu, kata dia, kalau ditiadakan sebenarnya tidak ada masalah. Belanja tersebut antara lain, pembelian ATK, kegiatan seremonial, kajian dan analisis, perjalanan dinas, dan beberapa pengeluaran lainnya.

"Clear pesan Presiden, bahwa yang diefisienkan yang tidak punya impact yang besar terhadap masyarakat,” kata Hasan.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan