Senin, 29 September 2025

Bantah Valyano Boni Idap NPD, Veronica Putri Sebut Anaknya Jadi Korban Bully di SPN Polda Jabar

Ibu Valyano Boni Raphael, Veronica Putri Amalia, menyebut sang anak menjadi korban bullying di SPN Polda Jabar.

YouTube/TV Parlemen
SISWA SPN DIPECAT - Ibu Valyano Boni Raphael, Veronica Putri Amalia (kiri), menyampaikan keberatannya perihal sang anak disebut mengidap NPD dan berujung dipecat dari SPN Polda Jabar. Hal ini disampaikan Veronica saat RDP bersama Komisi III DPR RI, Kamis (6/2/2025). Diketahui, Polda Jabar mengatakan Valyano Boni Raphael (kanan) diduga mengidap NPD. Dalam kesempatan yang sama, Veronica juga menyebut Boni menjadi korban bully di SPN Polda Jabar. 

TRIBUNNEWS.com - Ibu Valyano Boni Raphal, Veronica Putri Amalia, membantah anaknya mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Boni adalah Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat yang diberhentikan H-6 menjelang pelantikan anggota Polri, pada Desember 2024.

Veronica justru menyebut sang anak menjadi korban bullying di SPN Polda Jabar.

Ia lantas membeberkan sejumlah peristiwa dugaan bullying yang dialami Boni.

Pada 25-27 Oktober 2024, Boni mendapat perawatan di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung (RSBSA) karena menderita bronco pneumonia.

Tetapi, pada 27 Oktober 2024, menurut Veronica, Boni dipaksa pulang oleh pihak SPN Polda Jabar.

Baca juga: Tak Terima Valyano Boni Dipecat dari SPN Polda Jabar karena Diduga NPD, Ibu: Saya Pernah Kirim Surat

Padahal, kondisi Boni saat itu dikatakan belum pulih betul.

"Pada 25-27 Oktober, dirawat di RSBSA karena selama dua minggu sebelumnya demam naik turun hingga 40 derajat. Dirawat karena bronco pneumonia dengan leukosit 26.100," jelas Veronica dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, Kamis (6/2/2025), dikutip dari YouTube TV Parlemen.

"Tetapi, anak kami pada hari ketiga diminta pulang paksa, diobati lanjut di SPN. Jadi belum sampai Leukosit turun, anak kami diminta pulang," imbuhnya.

Buntut pemaksaan itu, Boni kembali mengalami demam hingga harus dirawat di rumah sakit lagi pada akhir Oktober hingga awal November 2024.

"Masuk rumah sakit lagi 31 Oktober-3 November, karena Leukosit naik lagi jadi 20.000 dan merasakan nyeri di dada, demam 40," kata Veronica.

Selain dipaksa pulang saat menjalani perawatan, Boni juga menjadi korban bully saat baru saja menjalani operasi impaksi gigi kiri dan kanan.

Bullying itu, ungkap Veronica, dilakukan oleh seorang anggota SPN Polda Jabar, yaitu Aipda Neng.

Menurut pengakuan Boni, Aipda Neng memaksa mengunyah bakwan, meski tahu dirinya baru saja menjalani operasi impaksi gigi.

Kendati menolak permintaan itu, Boni disebutkan mendapatkan sindiran, hingga akhirnya mematuhi perintah Aipda Neng.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan