Kunjungi MPR RI, Forum Pesantren Alumni Gontor Bahas Penguatan Ponpes dan Lembaga Pendidikan Islam
Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) mengunjungi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kamis (23/1/2025).
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kiai dari Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) mengunjungi Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kamis (23/1/2025).
Mereka bertemu dengan Ketua MPR, Ahmad Muzani membahas strategi percepatan dan pembangunan sumber daya manusia unggul untuk penguatan pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Pertemuan digelar di Gedung Nusantara V MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Pihak FPAG yang hadir antara lain KH Zulkifli Muhadli (Ketua Umum), KH Anang Rikza Masyhadi (Sekjen), dan KH Adrian Mafatihullah Karim (Bendahara Umum), KH Sofwan Manaf (Pimpinan Ponpes Darunnajah), dan sejumlah kiai pimpinan ponpes.
Anang Rikza menyampaikan forum ini tidak hanya menjadi wadah diskusi strategis, namun juga momentum berharga untuk mempererat silaturahmi antar-kiai dari berbagai latar belakang.
“Forum ini menjadi ajang reuni bagi para kiai, baik dari pesantren salafiah maupun modern."
"Meskipun pendekatan pendidikan yang diterapkan berbeda, kita semua memiliki visi yang sama,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis.
Menurut Anang, kolaborasi antara pesantren salafiah dan modern merupakan kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi tantangan global.
Pesantren salafiah yang mengedepankan pendalaman ilmu agama dapat bersinergi dengan pesantren modern yang memadukan pendidikan agama dan ilmu umum.
Kombinasi ini, lanjutnya, akan menghasilkan santri yang tidak hanya memiliki keunggulan spiritual, tetapi juga keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.
“Melalui forum ini, kami berharap hubungan antar-pesantren semakin erat, sehingga tercipta kolaborasi nyata yang saling melengkapi. Pesantren-pesantren dapat saling berbagi praktik terbaik, baik dalam hal kurikulum, pengembangan sumber daya manusia, maupun pengelolaan ekonomi pesantren."
"Sinergi ini sangat penting untuk memastikan pesantren tetap menjadi garda terdepan dalam membangun karakter bangsa, terutama di tengah tantangan era digital dan globalisasi,” ujarnya.
Baca juga: Dugaan Pencabulan di Pesantren Duren Sawit Jaktim, Polisi Sebut 5 Orang Terindikasi Jadi Korban
Pada kesempatan itu dibahas bahwa pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia memiliki peran penting dalam mencetak generasi berakhlak mulia dan berkualitas.
Maka dari itu dinilai perlu adanya peningkatan kualitas kurikulum dengan mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Mulai dari pengembangan SDM tenaga pendidik, beasiswa studi lanjut, dan penguatan kemampuan kepemimpinan serta manajemen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.