Sabtu, 4 Oktober 2025

Partai Golkar dan Dinamikanya

Airlangga Sempat Bertemu Jokowi di Istana Sebelum Mundur, Tunjukkan Map Hitam kepada Wartawan

Airlangga terlihat membawa map hitam. Ia tersenyum sambil mengangkat map tersebut ketika ditanya tentang agenda pertemuan dengan Presiden.

partaigolkar.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Airlangga ternyata sempat bertemu dengan Presiden Jokowi, sebelum dirinya mengumumkan mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Minggu (11/8/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Airlangga Hartarto ternyata sempat bertemu dengan Presiden Jokowi, sebelum dirinya mengumumkan mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Minggu (11/8/2024).

Pertemuan itu sendiri terjadi 2 hari sebelumnya, tepatnya Jumat (9/8/2024) di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Ketika itu, Airlangga yang mengenakan batik lengan panjang tiba di istana pukul 14.07 WIB.

Ia sempat melintas di halaman belakang Istana Negara dan menjawab singkat saat ditanya wartawan.

Dikutip dari Kompas.com, Airlangga terlihat membawa map hitam. Ia tersenyum sambil mengangkat map tersebut ketika ditanya tentang agenda pertemuan dengan Presiden.

Airlangga dan Jokowi bertemu selama hampir dua jam. Sang menteri terlihat keluar dari istana sekira pukul 15.49 WIB.

Wartawan kemudian "menyerbu"nya, menanyakan sejumlah pertanyaan.

Airlangga saat menjelaskan pertemuan dengan presiden untuk membahas perkembangan perekonomian terkini.

Ketika ditanya mengapa pertemuan dilakukan empat mata, Airlangga tidak menanggapi pertanyaan itu.

Ia hanya menjelaskan soal update sejumlah hal terkait perkembangan ekonomi kepada Presiden, termasuk surplus perdagangan Indonesia dengan China yang mencapai 8 miliar dolar AS tahun lalu.

"Ya pertama update ekonomi, saya sampaikan ke beliau Indonesia dengan China surplus tahun kemarin 8 billion. Tidak banyak negara yang bisa surplus dengan China sehingga kebijakan kita dan daya saing baik. Apalagi kan harga komoditas sudah turun juga," jelasnya.

Airlangga juga menyampaikan dorongan agar Indonesia segera menyelesaikan ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (EU CEPA) dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

Pernyataan soal inisial S

Hal menarik juga terjadi di sore itu, tepatnya selepas pertemuan Airlangga dengan Jokowi.

Terdapat momen ketika wartawan bertanya tentang calon wakil gubernur (cawagub) yang akan mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024.

Airlangga menyebut bahwa sosok tersebut memiliki inisial "S". Namun, ia membantah bahwa "S" adalah politisi PKS Ahmad Syaikhu atau Sohibul Iman.

"(Cawagub RK) Sudah ada. Sementara inisialnya S," ujar Airlangga.

"None of the above (tidak satu pun dari nama tersebut)," tambahnya.

Pengamat: Besok Juga Selesai

Terpisah, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2024), menilai mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar tidak akan menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam partai berlogo pohon beringin itu.

"Golkar sih tidak akan mengalami perpecahan ya karena kalau Airlangganya sudah mundur," katanya.

Golkar dinilai ujang sudah punya mekanisme internal untuk menghadapi setiap situasi politik yang ada.

Selain itu, Golkar juga sudah melalui banyak pergolakan politik seperti halnya kisruh kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan Agung Laksono.

"Dulu terjadi pertarungan dua kubu, ARB dengan Agung Laksono.Menjelang pilpres juga selalu ada dinamikanya sendiri, jadi sudah hal biasa saja dinamika seperti ini," jelasnya.

"Dan masa depan Golkar baik-baik saja, saya melihat bagus-bagus saja, walaupun konflik sekarang itu ada masalah, besok juga selesai," sambung Ujang.

Sebelumnya Airlangga resmi mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.

Airlangga menyampaikan pengunduran diri tersebut dalam rekaman video.

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan yang maha besar maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP partai Golkar. Pengunduran diri ini terhitung sejak semalam yaitu Sabtu 10 Agustus 2024," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan pertimbangannya mundur dari Ketum Golkar adalah untuk menjaga keutuhan partai dan dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat.

"Untuk menjaga keutuhan partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Ujang Komarudin juga menilai mundurnya Airlangga tak lepas dari manuver Jokowi.

"Kelihatannya Jokowi yang ingin bermanuver di akhir masa jabatannya untuk menguasai Golkar," ungkap Ujang.

Ujang meyakini sosok yang nantinya mengganti Airlangga adalah kader Golkar yang merupakan kepercayaan Jokowi.

Kendati demikian, ia juga membuka kemungkinan bahwa pihak yang mencoba mengintervensi Golkar bukanlah Jokowi.

Namun, Ujang lebih condong pada dugaan pihak penguasa yang sedang menggunakan berbagai cara untuk mengambil alih Golkar.

Caranya, lewat tangan orang lain dengan mendorong agar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) maupun tekanan secara hukum.

"Tidak ada asap juga tidak ada api. Tidak akan mengundurkan diri kalau tidak ada masalah, problem, tekanan," tuturnya.

Istana Membantah

Sementara itu, Istana menegaskan pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar merupakan urusan pribadinya.

Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan Presiden Jokowi.

"Pengunduran diri Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan atau hak pribadi beliau yang selanjutnya sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar."

"Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden," kata Ari kepada wartawan, Senin (12/7/2024).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved