Senin, 29 September 2025

Sejarah Kebo Bule pada Kirab Pusaka 1 Suro di Solo dan Maknanya

Kirab Pusaka 1 Suro dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram.

TribunSolo.com/Tara Wahyu Nor Vitriani
Putra Mahkota Keraton Solo KGPH Purbaya turun tangan langsung memindahkan lima kebo bule keturunan Kyai Slamet, Selasa (26/7/2022). Lima kebo bule itu dipindahkan dari Kandang Mahesa di Alun-alun Kidul Solo ke kawasan Magangan, Kompleks Keraton Solo. 

TRIBUNNEWS.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat akan mengadakan Kirab Pusaka 1 Suro pada Minggu Kliwon (malam Senin Legi), 7 Juli 2024 pukul 23.59 WIB - Selesai di Solo, Jawa Tengah.

Acara ini dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram.

Biasanya, saat kirab, pihak Keraton Surakarta juga akan menampilkan Kerbau Bule atau di Jawa lebih familiar dengan sebutan Kebo Bule.

Disebut kebo bule lantaran warna kulit hewan tersebut warnanya putih agak kemerah-merahan.

Hal ini mirip dengan warna kulit orang bule (turis mancanegara).

Tidak seperti warna kulit kebo pada umumnya, mayoritas berwarna abu-abu gelap.

Kebo Bule tersebut dipercaya membawa berkah dan keselamatan dari Yang Maha Kuasa.

Sehingga kemunculannya selalu dinantikan para warga.

Dikutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, kebo bule yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo bule Kyai Slamet.

Diketahui, kebo bule Kyai Slamet bukanlah hewan sembarangan.

Pasalnya, ini adalah hewan kesayangan Paku Buwono II, sejak beliau masih berkuasa di Keraton Kartasura.

Baca juga: Doa Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H: Arab, Latin dan Terjemahan

Sebagai tambahan informasi, Sri Susuhunan Pakubuwana II adalah Susuhunan Mataram kesembilan yang memerintah tahun 1726–1742 dan menjadi Susuhunan Surakarta yang memerintah tahun 1745–1749.

Dahulu, Kebo Bule merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo, Kyai Hasan Besari Tegalsari, sebagai hadiah kepada kerajaan yang kala itu mengetahui, Pakubuwono II berhasil merebut kembali Keraton Kartasura dari tangan pemberontak Pecinan.

Nama Kyai Slamet sendiri sebenarnya merupakan nama dari salah satu pusaka berbentuk tombak milik Keraton Kasunanan yang sering dibawa berkeliling tembok Baluwarti setiap hari Selasa dan Jumat Kliwon oleh Pakubuwono X di mana Kebo Bule selalu mengikuti di belakang.

Sri Susuhunan Pakubuwana X adalah susuhunan Kesunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1893-1939.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan