Senin, 6 Oktober 2025

Amandemen UUD 1945

Pengamat Kritisi Wacana Presiden Kembali Dipilih MPR

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kritisi wacana sistem pemilihan presiden dikembalikan oleh MPR.

Penulis: Chaerul Umam
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M.cJamiluddin Ritonga, mengkritisi wacana sistem pemilihan presiden dikembalikan oleh MPR. Menurutnya wajar jika ada penolakan 

Hal itu ia sampaikan usai bersilaturahim dengan pimpinan MPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024). 

Amien mengaku naif ketika dulu mengubah sistem pemilihan presiden dari tidak langsung menjadi langsung, dengan harapan dapat menekan terjadinya politik uang. 

"Jadi mengapa dulu saya selaku ketua MPR itu, melucuti kekuasaannya sebagai lembaga tertinggi yang memilih presiden, dan wakil presiden, itu karena penghitungan kami dulu perhitungannya agak naif," kata Amien.

"Sekarang saya minta maaf. Jadi dulu, itu kita mengatakan kalau dipilih langsung one man one vote, mana mungkin ada orang mau menyogok 120 juta pemilih, mana mungkin? Perlu puluhan mungkin ratusan triliun. Ternyata mungkin. Nah itu," lanjutnya. 

Ketua MPR RI periode 1999-2004 Amien Rais, menyambangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Ketua MPR RI periode 1999-2004 Amien Rais, menyambangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024). (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Amien pun sepakat bila UUD 1945 kembali diamendemen untuk mengubah aturan pemilihan presiden. 

"Itu (politik menyogok) luar biasa. Jadi sekarang kalau mau dikembalikan dipilih MPR, mengapa tidak?" jelasnya.
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved