Sabtu, 4 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Kasus Tewasnya Danramil, Pengamat Desak TNI & Polri Merespons Serius Situasi di Papua

Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro melihat bahwa situasi di Papua kian genting.

Ist/ Facebook
Gerombolan OPM menembak mati Danramil 1703-04/Aradide Letda Oktovianus Sogarlay, Kamis (11/4/2024) pagi. TNI dan Polri diminta respons situasi di Papua. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadi lagi, pembunuhan terhadap aparat dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka.

Kali ini, Danramil sebagai korban pembantaian secara keji pada 12/04/2024. Danramil Aridade Papua Oktavianus ditemukan tewas dengan luka-luka berat.

Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro melihat bahwa situasi di Papua kian genting.

“Ini bukan lagi isu HAM”, kata pria yang akrab dipanggil Simon ini.

Menurutnya situasi di Papua saat ini telah masuk pada kondisi perang melawan kelompok separatis.

“Sebagai aktor non state Mereka menggunakan senjata perang taktik, strategi, intelijen bahkan infrastruktur perang. Bagaimana seorang Danramil bisa diketahui identitasnya? Bagaimana prosedur perjalanannya? Itu semua menjadi pertanyaan-pertanyaan kunci untuk dapat melihat peristiwa ini secara lebih utuh,” kata Simon.

Artinya, sebagai sebuah operasi OPM telah menyusun strategi yang menyerang langsung, tertarget dan spesifik, yaitu institusi pertahanan negara. Bahkan mereka memetakan secara detail pergerakan sehingga eksekusi pembunuhan dapat dilakukan.

Simon berpendapat bahwa kelompok separatisme ini sudah ditunggangi dengan agenda asing.

“Siapa 'asing' itu? Mereka yang meneriakkan situasi di Papua sebagai situasi pelanggaran HAM. Padahal jelas, mereka bersenjata, bertaktik, berstrategi, agenda dan tujuan jelas, dan sasaran kelompok tertentu yang merepresentasikan institusi pertahanan dan keamanan negara,” jelas Simon.

Pemerintah, TNI, POLRI, Intelijen, termasuk pemerintah daerah seharusnya bisa lebih responsif menghadapi situasi ini.

“Sinergisitas TNI-POLRI sudah bersifat tuntutan wajib dilembagakan di Papua. Karena OPM menyatakan perang terbuka,” kata Simon.

Simon menjelaskan bahwa salah satu respon penting yang harus segera dilakukan antara lain dengan cara menetapkan prosedur operasi sebagaimana dalam situasi perang

“Kalau tidak, NKRI akan terus dirugikan dan dironrong kedaulatannya,” katanya.

Respon lain adalah melembagakan sinergisitas TNI-Polri, yaitu dengan cara menetapkan peran-peran yang beririsan antara kedua institusi.

Sementara di sisi yang lain, memperkuat dan mempersiapkan tupoksi masing-masing lembaga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved