Rabu, 1 Oktober 2025

Apa Arti Isra Miraj? Perjalanan Penting Rasulullah dalam Dakwah Islam

Simak arti dari Isra Miraj. Peristiwa penting umat Islam yang diperingati setiap tanggal 27 bulan Rajab.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Suci BangunDS
Freepik
Ilustrasi Isra Miraj - Arti Isra Miraj. Sebagai pengingat sebuah momentum bersejarah dalam perjuangan dakwah Islam di Makkah. 

Pasalnya pada saat itu, Rasulullah Saw menggunakan kendaraan Buraq, yaitu sebuah kendaraan “superkilat” berbentuk hewan (dâbbah) berwarna putih, bertubuh panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal.

Pernyataan tersebut lantas membuat masyarakat Makkah gempar.

Mereka menganggap Rasulullah saw sudah mengalami gangguan jiwa dan berhalusinasi.

Selain itu, ucapan tersebut juga berdampak pada keimanan sebagian kaum muslimin, yang mengakibatkan kembali kepada kekufuran atau murtad.

Dari peristiwa tersebut, muncullah Abu Bakar yang menyatakan bahwa apabila Rasulullah saw menyampaikan peristiwa yang lebih dari isra` sekalipun, ia tetap beriman dan meyakini kebenarannya.

Sejak saat itu Abu Bakar diberi gelar “al-Shiddiq”, yakni orang yang membenarkan perkataan Rasulullah saw.

Perjuangan Dakwah sebelum Isra Miraj Nabi Muhammad Saw

Dikutip dari uinjkt.ac.id, pada 10 Hijriah (619 M), dakwah Islam yang didengungkan oleh Nabi Muhammad SAW mengalami masa-masa yang paling sulit dan pahit.

Pasalnya, pada masa itu, paman Nabi Saw, Abu Thalib, yang selalu menjamin keselamatannya dalam berdakwah, dipanggil oleh Allah Swt

Tak hanya itu, dua bulan kemudian, istri tercinta Nabi SAW, Khadijah R A yang selalu mendampingi Nabi dalam berdakwah dan memotivasinya ketika mengalami gangguan dan ancaman, dipanggil pula oleh Allah Swt.

Sejak saat itu, dakwah Nabi SAW di Makkah mengalami kebuntuan.

Nabi pun berdakwah ke negeri Thaif, yaitu kepada Bani Tsaqif yang merupakan kabilah terhormat di Jazirah Arab, tetapi mereka menolak ajaran Islam dengan cara yang sangat kasar.

Beberapa orang di sana bahkan melempari Nabi Saw dengan batu kerikil dan kotoran binatang, hingga dua kaki Nabi berlumuran darah.

Nabi Muhammad Saw sangat sedih atas penolakan mereka terhadap dakwahnya.

Di tengah perjalanan pulang ke Makkah, di bawah pohon kurma, sang Nabi berdoa dengan hati yang amat pilu.

Ketika akan memasuki kota Makkah, Nabi Saw merasakan tekanan yang sangat kuat dari kaum kafir Quraisy.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved