Kamis, 2 Oktober 2025

Pilpres 2024

Jawab Anies Baswedan soal IKN, Arya Sinulingga: Ingat Kontribusi Kalimantan

Anies menyebut anggaran untuk IKN jika dipakai untuk membangun Puskesmas maka seluruh kelurahan yang belum ada puskesmas akan ada.

Tribunnews/Abdul Majid
Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan sudah waktunya membalas apa yang sudah diberikan Kalimantan untuk Indonesia.

Kontribusi Kalimantan untuk Indonesia sudah sangat besar.

Hal ini disampaikan Arya menanggapi pernyataan Anies Baswedan yang mengkritik rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan.

Dalam narasinya, Anies menyebut anggaran untuk IKN jika dipakai untuk membangun Puskesmas maka seluruh kelurahan yang belum ada puskesmas akan ada.

Jika dipakai untuk kesejahteraan polisi atau tentara maka akan meningkat.

Arya mengingatkan besarnya kontribusi yang diberikan Kalimantan untuk Indonesia.

Dijelaskannya, ekspor batubara di Kalimantan Timur mencapai hampir Rp100 triliun.

Konstribusi ini, lanjutnya, baru dari Kalimantan Timur belum Kalimantan secara keseluruhan.

“Kalau cuma Rp 600 triliun (untuk pembangunan ibu kota baru), itu kecil dibanding kontribusi Kalimantan,” paparnya dikutip pada Jumat (1/12/2023).

Dikatakannya, sudah waktunya bandul pembangunan dipindah ke Kalimantan.

Sebab sumber daya alam yang dikeruk dari Kalimantan sudah memberikan kontribusi besar untuk Indonesia.

Menurut Arya, saat ini, semua pembangunan tercentral di Jawa.

Sehingga banyak fenomena anak-anak muda terbaik di luar Jawa justru merantau ke Jawa.

“Akibatnya kalaupun dikasih pembangunan pun orang-orang terbaiknya pergi ke Jawa,” kata Arya.
Dengan kondisi seperti itu, menurut Arya, sudah waktunya bandul pemerintahan pindah ke Kalimantan.

“Biar kacamata pembangunan sekarang pindah ke Kalimantan,” kata dia.

Kritik Anies terhadap Proyek IKN

Sebelumnya diberitakan, Anies mengkritik proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Menurutnya, proyek itu menimbulkan ketimpangan baru.

Hal itu disampaikannya dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (22/11/2023).

Awalnya, panelis yang merupakan peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Professor Siti Zuhro mempertanyakan apakah pembangunan IKN prospektif untuk Indonesia di masa depan.

Anies mengatakan, alasan pemerintah saat ini membangun IKN sebagai upaya pemerataan tidak tepat.

"Kalau mau memeratakan Indonesia, maka bangun kota kecil menjadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh Indonesia. Bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan, karena membangun satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru," ujar Anies.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved