Sabtu, 4 Oktober 2025

Pesawat TNI AU Jatuh di Gunung Bromo

Deretan Kecelakaan Pesawat Tempur TNI AU, BAE Hawk 209 hingga Super Tucano

TNI AU kembali berduka menyusul terjadinya kecelakaan yang menimpa dua pesawat tempur taktis berjenis EMB-314 Super Tucano TT-3111 dan TT-3103.

Penulis: Daryono
Tangkapan layar di KOMPAS TV
Foto: pesawat tempur BAE Hawk 209 yang jatuh di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau pada Senin pagi, 15 Juni 2020. Berikut deretan kecelakaan pesawat tempur TNI AU dalam tiga tahun terakhir. Terbaru yakni pesawat tempur Super Tucano TT-3111 dan TT-3103 yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini daftar kecelakaan pesawat tempur TNI Angkatan Udara dalam tiga tahun terakhir. 

TNI AU kembali berduka menyusul terjadinya kecelakaan yang menimpa dua pesawat tempur taktis berjenis EMB-314 Super Tucano TT-3111 dan TT-3103.

Dua pesawat tempur milik TNI AU itu jatuh di lereng Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).

Kecelakaan itu menyebabkan empat awak pesawat gugur yakni Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, Kolonel Pnb Subhan, Letkol Pnb Sandhra Gunawan dan Mayor Pnb Yuda A Seta.

Kecelakaan dua pesawat temur TNI AU itu menambah daftar kecelakaan pesawat tempur TNI AU

Dihimpun Tribunnews.com Jumat (17/11/2023), berikut ini tiga kecelakaan pesawat tempur TNI AU dalam tiga tahun terakhir: 

1. Kecelakaan pesawat tempur di Riau

Bidik layar video amatir jatuhnya pesawat tempur TNI AU. Pesawat diketahui sebagai BAE Hawk 209 dengan nomor registrasi TT-0209.
Bidik layar video amatir jatuhnya pesawat tempur TNI AU. Pesawat diketahui sebagai BAE Hawk 209 dengan nomor registrasi TT-0209. (Tangkapan layar di KOMPAS TV)

Pesawat tempur TNI AU berjenis BAE Hawk 209  mengalami kecelakaan di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau pada Senin pagi, 15 Juni 2020.

Kecelakaan itu tidak jauh dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Jarak dari lokasi kecelakaan dengan Lanud Roesmin Nurjadin sekitar 5 km. 

Diberitakan Kompas.com pada 16 Juni 2020, beruntung dalam kecelakaan itu, sang pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail berhasil selamat lantaran memutuskan menggunakan kursi lontar sebelum pesawat jatuh.

Pesawat mengalami kecelakaan setelah kembali dari latihan rutin.

Saat akan mendarat di runway 36, pesawat kehilangan kekuatan dan kemudian jatuh.

2. Kecelakaan pesawat tempur di Blora

Puing pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang jatuh di Blora dan Lettu Pnb Allan yang gugur dalam kecelakan tersebut, Senin (18/7/2022). Berikut kronologi lengkap jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009.
Puing pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang jatuh di Blora dan Lettu Pnb Allan yang gugur dalam kecelakan tersebut, Senin (18/7/2022). Berikut kronologi lengkap jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009. (Kolase Tribunnews)

Sekitar 1,5 tahun yang lalu, tepatnya pada Senin malam, 18 Juli 2022, pesawat tempur TNI AU T-50i Golden Eagle mengalami kecelakaan.

Pesawat tempur yang diawaki seorang pilot itu jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Blora.

Akibat kecelakaan tersebut, sang pilot, Letnan Satu (Pnb) Allan Syafitra Indera meninggal dunia.

Pesawat tersebut berangkat dari Lanud Iswahyudi Madiun, Jawa Timur pada pukul 18.24 WIB untuk melakukan latihan terbang malam.

Namun, setelah pukul 19.25 WIB, pilot hilang kontak dan kemudian diketahui jatuh.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) saat itu, Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan dalam sesi latihan terbang malam tersebut, ada dua pesawat yang melakukan latihan dan terbang bersamaan.

Dua pesawat itu termasuk pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 yang dipiloti oleh Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi.

Pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 itu terbang dengan posisi di belakang pesawat pertama.

Kedua pesawat itu berangkat Lanud Iswahyudi Magetan, Jawa Timur pada pukul 18.24 WIB.

Bangkai sayap pesawat tempur T-50i Golden Eagle ditemukan (kiri), Pesawat T50i Golden Eagle TNI AU (kanan).
Bangkai sayap pesawat tempur T-50i Golden Eagle ditemukan (kiri), Pesawat T50i Golden Eagle TNI AU (kanan). (Istimewa/Kompas.com, TribunJateng.com/Ahmad Mustakim)

Sekira 30 menit kemudian, atau pukul 19.07 WIB, kata Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, Lettu Allan sebagai pilot T-50i Golden Eagle TT-5009 mengabarkan ia tidak bisa melihat pesawat yang ada di depannya.

"Pada pukul 19.07 WIB Lettu Alan membrodcast yang diucapkan adalah blind, " kata Indan, di Lanud Iswahjudi, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Selasa (19/7/2022), dikutip dari TribunJatim.

Menurut Indan, ketika seorang pilot mengatakan blind, maka yang bersangkutan tidak bisa melihat pesawat leadernya atau pesawat yang ada di depannya.

Dalam posisi tersebut biasanya pesawat pertama akan menurunkan ketinggian sedangkan pesawat kedua akan menambah ketinggian.

"Karena posisinya sudah akan mendarat saat lost contact tersebut biasanya berada di posisi 4 ribu - 6 ribu (kaki)," lanjutnya.

Kontak pada pukul 19.07 WIB rupanya menjadi kontak terakhir Lettu Pnb Allan dengan Lanud Iswahyudi.

Setelah kontak terakhir itu, Lettu Pnb Allan tidak bisa dikontak lagi oleh petugas Lanud Iswahyudi.

Setelah itu, pada pukul 19.30 WIB, Lanud Iswahjudi mendapat informasi dari Polsek Blora terkait adanya pesawat jatuh.

"Tim kemudian melakukan identifikasi dan berangkat pukul 21.00 WIB ke lokasi," ucap Indan.

3. Kecelakaan pesawat tempur di Pasuruan

Pesawat TNI AU mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur hari ini, Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 11.20 WIB. - Berikut kronologi dan penyebab jatuhnya pesawat tempur milik TNI AU
Pesawat TNI AU mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur hari ini, Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 11.20 WIB. (Kolase Tribunnews.com)

Terbaru atau yang baru saja terjadi yakni kecelakaan pesawat tempur TNI AU di Pasuruan, Jawa Timur pada Kamis, 16 November 2023. 

Pesawat tempur yang jatuh yakni dua pesawat berjenis EMB-314 Super Tucano TT-3111 dan TT-3103.

Dua pesawat itu jatuh di area Watu Gede, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan pada Kamis siang. 

Akibat kecelakaan itu, empat awak pesawat gugur. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengatakan dua pesawat tempur itu jatuh saat sedang melakukan latihan formasi. 

"Pada awalnya, ada 4 pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB untuk latihan terbang formasi. Rutenya adalah area Alfa, Bravo, Charlie dan kembali ke Lanud Abdulrachman Saleh," katanya, Kamis malam, dikutip dari TribunJatim. 

Setelah mengudara, terjadi cuaca buruk. 

Dua pesawat pun berpisah dari dua pesawat lainnya. 

Baca juga: TNI AU Bentuk Tim Investigasi Jatuhnya 2 Pesawat Super Tucano di Pasuruan, Faktor 5 M Bakal Dicek

Setelah berpisah, dua pesawat yakni Super Tucano TT-3111 dan TT-3103 kemudian hilang kontak dan kemudian jatuh. 

"Setelah take off, bergabung dalam formasi dan sesaat kemudian memasuki cuaca kurang baik. Akhirnya, mereka saling melepas diri (berpisah formasi)."

"Di mana dua pesawat lainnya bisa naik dan keluar dari awan, kemudian lost contact dengan Super Tucano TT-3111 dan TT-3103," jelasnya.

Hingga saat ini, TNI AU masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat. 

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved