Dugaan Korupsi di Kementerian Pertanian
Syahrul Yasin Limpo Curhat Usai Ajukan Surat Mundur Jadi Mentan: Saya Capek Menghadapi Semua Ini
Syahrul Yasin Limpo curhat usai ajukan surat pengunduran diri sebagai Menteri Pertanian, Kamis (5/10/2023) petang.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan keluh kesahnya usai mengundurkan diri sebagai menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (5/10/2023) petang.
Syahrul mengaku telah menyampaikan surat pengunduran dirinya ke Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, di di Istana Kepresidenan.
Ia mundur sebagai menteri karena saat ini tengah menjalani proses hukum terkait dugaan dugaan gratifikasi, pemerasan, dan pencucian uang di Kementerian Pertanian (Kementan).
Syahrul mengaku siap mengahadapi perkara yang tengah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.
Namun ia membutuhkan waktu untuk mempersiapkan proses ini semua.
Baca juga: Mundur sebagai Mentan, Syahrul: Harga Diri Jauh Lebih Tinggi daripada Pangkat dan Jabatan
"Biarkan saya hadapi ini, dan beri saya kesempatan membuktikan bahwa saya terbiasa ngurus rakyat," kata Syahrul, Kamis, dikutip dari youTube KompasTV.
Syahrul curhat mengenai karier dirinya yang telah ia bangun dari bawah selama ini.
Kader NasDem itu mengaku tidak punya pengalaman seperti ini selama berkarier seperempat abad dalam bidang pemerintahan.
"Saya meniti karier mulai dari lurah, camat, saya 25 tahun jadi kepala daerah, 10 tahun jadi bupati, wakil gubernur 5 tahun, dan 10 tahun jadi gubernur, dan baru saya merasa ada hal-hal seperti ini."
"Oleh karena itu, saya butuh waktu," kata Syahrul.
Syahrul menuturkan bahwa dirinya juga baru saja menerima penghargaan dari IFAD (Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian) atas nama penerima penghargaan, Presiden Jokowi.
"Itu mendapat apresiasi dunia, saya presentasi akan hal itu, di semua negara atas nama PBB," ucapnya.
Dia juga menyampaikan prestasi bidang pertanian yang berhasil diwujudkan.
Yakni pertanian menjadi bantalan ekonomi Indonesia selama tiga tahun ini.
"Kita memberi makan 280 juta orang kurang lebih dengan dinamika min-plusnya tentu ada, tentu ada," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.