Sampai saat ini tercatat baru ada 11 naskah Nusantara yang diakui sebagai Memory of the World oleh UNSECO, di antaranya ada I La Galigo, Babad Diponegoro, Negarakertagama, Hikayat Aceh dan lainnya.
Harapannya naskah-naskah ini jangan hanya dikoleksi, namun dihidupi nilai-nilainya, dikembangkan, dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Selain menghadirkan para peneliti manuskrip senior seperti Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Prof. Dr. Titik Pudjiastuti, Prof. Dr. Marsono, S.U., Dr. Munawar Holil, M.Hum., dst., SIPN XIX 2023 hari pertama juga akan menggelar Malam Penghargaan untuk para filolog yang telah berkontribusi pada pernaskahan Nusantara.
Selama tiga hari mendatang, SIPN XIX 2023 akan mengupas berbagai topik, termasuk di antaranya Isu-isu Filologi Mutakhir, Fenomena Silang Budaya dalam Naskah Nusantara, Humaniora Digital dan Kajian Naskah Nusantara, Reportase dan Hoaks dalam Naskah Nusantara, dan topik lain.
Rangkaian simposium ini juga akan mengajak lebih dari 230 peserta berkunjung ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Museum Sonobudoyo, serta penilikan jejak sejarah Yogyakarta melalui Diorama Kearsipan DPAD DIY.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.