Profil Kopaska, Pasukan Elit TNI AL yang Temukan Gudang Senjata dari Bangkai Kapal Perang
Pasukan elit TNI AL, Kopaska, berhasil menemukan gudang senjata berisikan ratusan amunisi dari bangkai kapal Perang Dunia II.
Dalam fase ini, calon anggota Kopaska harus bisa mendata, mencari tahu berapa komposisi jumlah musuh, kapan mereka lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu paling tepat untuk operasi penyerbuan tanpa diketahui musuh.
Fase terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan penghancuran bawah air, Underwater Demolition Team (UDT).
Di fase ini, calon anggota belajar teknik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan penyerbuan dalam laut.
Akhir pendidikan Kopaska yang berlangsung selama hampir satu tahun, ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, infiltrasi, raid amfibi, dan keahlian lain yang dimiliki di depan para petinggi TNI AL.
Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret merah Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar, brevet menembak TNI AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet Renang Selat, dan Brevet lainnya yang berhak mereka kenakan.
Di awal penugasan, para Katak "muda" ini akan ditempatkan di detasemen latih yang ada di Armabar dan Armatim selama setahun.
Setelahnya, mereka bisa menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing-masing, minimal setelah dua sampai tiga tahun di Kopaska.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Gita Irawan, TribunJambi.com/Bandot, Kompas.com/Issha Harruma)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.