Prakiraan Cuaca
Cuaca Ekstrem Besok, 6 Juli 2023, BMKG: 33 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Simak peringatan dini cuaca ekstrem BMKG besok, 6 Juli 2023, terdapat 33 wilayah akan berpotensi terjadi hujan lebat, kilat dan angin kencang.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah prakiraan cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) besok, Kamis 6 Juli 2023.
Dikutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 33 wilayah di Indonesia.
Potensi cuaca ekstrem hujan lebat disertai kilat dan angin kencang terjadi di 32 wilayah.
Selain itu di wilayah Sulawesi Selatan juga mengalami hujan, disertai kilat dan angin kencang.
Terpantau juga sirkuasi siklonik di beberapa wilayah lainnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat Kamis, 6 Juli 2023: Cisarua Hujan Petir, Ciamis Berawan
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
- Sulawesi Selatan
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: Waspada Hujan Lebat Berpotensi Terjadi di 26 Wilayah pada Rabu, 5 Juli 2023
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: 28 Wilayah Berpotensi Hujan pada Selasa, 4 Juli 2023
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 5 Juli 2023: Denpasar, Bandung, dan Banjarmasin Hujan
Pemicu Cuaca Ekstrem
Sirkulasi Siklonik terpantau berada di Samudra Hindia barat Bengkulu.
Selain itu sirkulasi siklonik juga terpantau terjadi di Laut Natuna Utara Kalimantan Barat, dan Samudera Pasifik Utara Papua Barat.
Daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) juga terpantau memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Sumatera Selatan, dari Lampung hingga Samudera Hindia Barat Bengkulu, dari Selat Malaka hingga Bengkulu.
Konvergensi juga terjadi di Kalimantan Tengah, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Utara, serta dari Samudera Pasifik Utara Papua hingga Papua Barat.
Sirkulasi tersebut juga membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna, dari Laut Arafura hingga Laut Maluku, serta dari Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Barat Sumatera.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.